Cibinong (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tidak ikut campur dalam konflik internal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang saat ini memiliki dua kepengurusan, yakni hasil Musyawarah Luar Biasa (MLB) Parung, Bogor, dan hasil MLB Ancol, Jakarta. Ketua Umum PBNU, KH Hazim Muzadi, mengatakan bahwa secara struktural antara PBNU dan PKB berbeda, sehingga PBNU tidak bisa mencampuri konflik yang sedang terjadi di PKB. "Konflik di PKB, agar diselesaikan sendiri secara internal oleh para kadernya," katanya kepada ANTARA News menjelang peletakan batu pertama pembangunan kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bogor, di Cibinong, Jawa Barat, Rabu. Ia mengemukakan, sebagian besar pengurus PKB adalah kaum "nadliyin" --sebutan populer warga NU-- sehingga dalam menyikapi konflik internal PKB ini, maka dirinya meminta kaum "nadliyin" bisa menahan diri dan bersikap netral. "Kepada warga NU diminta bersikap netral. Nanti setelah konflik selesai atau menjelang Pemilu, akan kami beritahu mana yang lebih cocok untuk warga NU," katanya. Saat ini, kata dia, biarkan kedua kubu kepengurusan PKB yang ada menyelesaikan konfliknya. Diharapkannya, konflik tersebut bisa diselesaikan secara damai, sehingga tetap kondusif. "Nanti setelah menjelang Pemilu, kami akan menilai mana PKB yang lebih cocok bagi warga NU, yakni PKB yang sejalan dengan NU," katanya menegaskan. (*)