Sidang Tahunan MPR
Yenny Wahid nilai optimisme Presiden Jokowi berdasar
16 Agustus 2019 10:53 WIB
Tokoh nasional sekaligus putri almarhum Presiden Keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid yakni Yenny Wahid saat menghadiri Sidang Tahunan MPR RI di Jakarta, Jumat (16/8/2019). ANTARA/Aji Cakti
Jakarta (ANTARA) - Tokoh nasional sekaligus putri almarhum Presiden Keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid yakni Yenny Wahid menilai optimisme Presiden Republik Indonesia Joko Widodo bahwa Indonesia dapat menjadi pemenang dalam kompetisi global merupakan optimisme yang berdasar.
"Saya rasa optimisme Presiden Joko Widodo ini merupakan optimisme yang sangat berdasar. Kenapa? karena didasarkan pada prediksi-prediksi dari banyak lembaga asing di dunia yang memang mengatakan bahwa Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan besar di dunia," ujar Yenny Wahid kepada wartawan di Jakarta, Jumat.
Yenny menjelaskan bahwa salah satu lembaga internasional seperti Pricewaterhouse Cooper menyatakan bahwa Indonesia pada tahun 2050 Indonesia akan menjadi kekuatan keempat terbesar di dunia.
Baca juga: Isi lengkap Pidato Presiden di depan Sidang Tahunan MPR 2019
Saat ini di kawasan ASEAN, Indonesia merupakan kekuatan ekonomi terbesar di dunia dan juga sudah masuk ke dalam klub dimana perputaran ekonominta melebihi satu triliun dolar AS.
"Indonesia memiliki potensi besar, tapi tadi Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa potensi itu hanya bisa terwujud kalau ada persatuan dan konsesi nasional yang terus kita jaga," kata Yenny.
Presiden RI Joko Widodo menyampaikan persatuan akan mengantarkan Indonesia yang semakin solid, semakin kuat dan memiliki visi yang sama untuk menjadi pemenang dalam kompetisi global.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Tahun 2019 di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, pada Jumat.
Untuk menjadi pemenang tersebut, maka pencapaian visi besar harus kita percepat dengan meninggalkan cara-cara lama dan beradaptasi dengan cara-cara baru.
Untuk menjadi kuat, maka Indonesia tidak dapat berjalan sendiri, ego lembaga harus diruntuhkan, sehingga karya-karya baru dapat diciptakan bersama. Joko Widodo menilai ego sektoral yang terkotak-kotak sudah tidak relevan lagi dan harus ditinggalkan, kolaborasi dan sinergi antarlembaga harus ditingkatkan.
Baca juga: Pengamat sebut pidato Jokowi menyangkut pentingnya menjaga persatuan
Baca juga: Ketua DPD puji Presiden Jokowi tetapkan BBM satu harga
"Saya rasa optimisme Presiden Joko Widodo ini merupakan optimisme yang sangat berdasar. Kenapa? karena didasarkan pada prediksi-prediksi dari banyak lembaga asing di dunia yang memang mengatakan bahwa Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan besar di dunia," ujar Yenny Wahid kepada wartawan di Jakarta, Jumat.
Yenny menjelaskan bahwa salah satu lembaga internasional seperti Pricewaterhouse Cooper menyatakan bahwa Indonesia pada tahun 2050 Indonesia akan menjadi kekuatan keempat terbesar di dunia.
Baca juga: Isi lengkap Pidato Presiden di depan Sidang Tahunan MPR 2019
Saat ini di kawasan ASEAN, Indonesia merupakan kekuatan ekonomi terbesar di dunia dan juga sudah masuk ke dalam klub dimana perputaran ekonominta melebihi satu triliun dolar AS.
"Indonesia memiliki potensi besar, tapi tadi Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa potensi itu hanya bisa terwujud kalau ada persatuan dan konsesi nasional yang terus kita jaga," kata Yenny.
Presiden RI Joko Widodo menyampaikan persatuan akan mengantarkan Indonesia yang semakin solid, semakin kuat dan memiliki visi yang sama untuk menjadi pemenang dalam kompetisi global.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Tahun 2019 di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, pada Jumat.
Untuk menjadi pemenang tersebut, maka pencapaian visi besar harus kita percepat dengan meninggalkan cara-cara lama dan beradaptasi dengan cara-cara baru.
Untuk menjadi kuat, maka Indonesia tidak dapat berjalan sendiri, ego lembaga harus diruntuhkan, sehingga karya-karya baru dapat diciptakan bersama. Joko Widodo menilai ego sektoral yang terkotak-kotak sudah tidak relevan lagi dan harus ditinggalkan, kolaborasi dan sinergi antarlembaga harus ditingkatkan.
Baca juga: Pengamat sebut pidato Jokowi menyangkut pentingnya menjaga persatuan
Baca juga: Ketua DPD puji Presiden Jokowi tetapkan BBM satu harga
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019
Tags: