Kementerian Desa lakukan dua langkah strategis mengatasi kekeringan
15 Agustus 2019 20:27 WIB
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo menjawab pertanyaan wartawan usai acara penetapan juara transmigran teladan dan pembina permukiman transmigrasi teladan tingkat nasional 2019 di Jakarta, Kamis (15/8/2019). (ANTARA/Abdu Faisal)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi melakukan dua langkah strategis untuk mengatasi lahan pertanian yang mengalami kekeringan.
"Kami bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dibantu TNI dan Polri, membuat hujan buatan terutama di daerah kekeringan seperti Jawa, Nusa Tenggara, dan Bali kurang lebih 3,5 juta hektare," ujar Menteri Desa, Eko Putro Sandjojo di Jakarta, Kamis.
Ia berharap dengan hujan buatan itu bisa menyelamatkan potensi kerugian negara sampai Rp2,4 triliun.
Kedua, Kementerian Desa juga membangun embung atau cekungan yang digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan serta untuk meningkatkan kualitas air di badan air yang terkait.
Baca juga: Aceh Barat bangun embung atasi karhutla
Baca juga: Pemerintah bangun lima embung di Pulau Samosir
Embung juga digunakan untuk menjaga kualitas air tanah, mencegah banjir, estetika, hingga pengairan.
Embung tersebut dibangun bersama-sama, baik dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Pertanian, dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
"Sudah dilaksanakan, lumayan banyak sekarang itu. Cuma kebutuhannya memang lebih banyak lagi. Hampir di seluruh Indonesia, terpisah-pisah (scater)," ujar Eko.
Untuk jumlahnya dari kementerian desa saja, kata Eko, yang diproyeksikan melalui dana desa dan program bina desa sudah lebih dari 4.000 embung yang sudah dibangun.
Jika ditotal dari Kementerian pertanian dan kementerian lainnya, kata Eko, totalnya sekitar 20.000 embung dibangun selama empat tahun terakhir.*
Baca juga: Kekeringan meteorologis terpanjang landa Sumba Timur
Baca juga: BPBD prediksi kekeringan di Bogor terus meluas hingga akhir Oktober
"Kami bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dibantu TNI dan Polri, membuat hujan buatan terutama di daerah kekeringan seperti Jawa, Nusa Tenggara, dan Bali kurang lebih 3,5 juta hektare," ujar Menteri Desa, Eko Putro Sandjojo di Jakarta, Kamis.
Ia berharap dengan hujan buatan itu bisa menyelamatkan potensi kerugian negara sampai Rp2,4 triliun.
Kedua, Kementerian Desa juga membangun embung atau cekungan yang digunakan untuk mengatur dan menampung suplai aliran air hujan serta untuk meningkatkan kualitas air di badan air yang terkait.
Baca juga: Aceh Barat bangun embung atasi karhutla
Baca juga: Pemerintah bangun lima embung di Pulau Samosir
Embung juga digunakan untuk menjaga kualitas air tanah, mencegah banjir, estetika, hingga pengairan.
Embung tersebut dibangun bersama-sama, baik dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Pertanian, dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
"Sudah dilaksanakan, lumayan banyak sekarang itu. Cuma kebutuhannya memang lebih banyak lagi. Hampir di seluruh Indonesia, terpisah-pisah (scater)," ujar Eko.
Untuk jumlahnya dari kementerian desa saja, kata Eko, yang diproyeksikan melalui dana desa dan program bina desa sudah lebih dari 4.000 embung yang sudah dibangun.
Jika ditotal dari Kementerian pertanian dan kementerian lainnya, kata Eko, totalnya sekitar 20.000 embung dibangun selama empat tahun terakhir.*
Baca juga: Kekeringan meteorologis terpanjang landa Sumba Timur
Baca juga: BPBD prediksi kekeringan di Bogor terus meluas hingga akhir Oktober
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: