Jelang rilis neraca perdagangan Juli, rupiah melemah
15 Agustus 2019 09:57 WIB
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/kye/am (ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI)
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi, melemah menjelang rilis data neraca perdagangan Juli 2019.
Pada pukul 9.44 WIB, rupiah bergerak melemah 42 poin atau 0,29 persen menjadi Rp14.287 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.245 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Kamis, mengatakan rupiah diperkirakan menguat hari ini didorong kemungkinan surplusnya data neraca perdagangan Juli sebesar 300 juta dolar AS hingga 500 juta dolar AS akibat penurunan defisit migas.
"Kami memperkirakan surplus neraca perdagangan tersebut dapat menjadi katalis positif bagi rupiah hari ini," ujar Ahmad.
Untuk indeks dolari, Ahmad memperkirakan dolar AS akan melemah terhadap yen dan euro. Pelemahan dolar ditopang oleh kekhawatiran investor akan terjadinya resesi ekonomi di AS dalam waktu dekat setelah imbal hasil obligasi AS mengalami inversi antara tenor jangka panjang 10 tahun dengan tenor jangka pendek 2 tahun.
"Inverted yield curve ini mendorong kekhawatiran di pasar akan prospek ekonomi AS tahun depan sehingga investor memilih yen sebagai aset safe haven," kata Ahmad.
Ia memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.250 per dolar AS hingga Rp14.280 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah Kamis pagi melemah ke Rp14.303
Baca juga: Rupiah menguat didorong penundaan tarif impor barang China oleh AS
Baca juga: BI intervensi cegah pelemahan rupiah berlanjut akibat anjloknya peso
Pada pukul 9.44 WIB, rupiah bergerak melemah 42 poin atau 0,29 persen menjadi Rp14.287 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.245 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Kamis, mengatakan rupiah diperkirakan menguat hari ini didorong kemungkinan surplusnya data neraca perdagangan Juli sebesar 300 juta dolar AS hingga 500 juta dolar AS akibat penurunan defisit migas.
"Kami memperkirakan surplus neraca perdagangan tersebut dapat menjadi katalis positif bagi rupiah hari ini," ujar Ahmad.
Untuk indeks dolari, Ahmad memperkirakan dolar AS akan melemah terhadap yen dan euro. Pelemahan dolar ditopang oleh kekhawatiran investor akan terjadinya resesi ekonomi di AS dalam waktu dekat setelah imbal hasil obligasi AS mengalami inversi antara tenor jangka panjang 10 tahun dengan tenor jangka pendek 2 tahun.
"Inverted yield curve ini mendorong kekhawatiran di pasar akan prospek ekonomi AS tahun depan sehingga investor memilih yen sebagai aset safe haven," kata Ahmad.
Ia memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.250 per dolar AS hingga Rp14.280 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah Kamis pagi melemah ke Rp14.303
Baca juga: Rupiah menguat didorong penundaan tarif impor barang China oleh AS
Baca juga: BI intervensi cegah pelemahan rupiah berlanjut akibat anjloknya peso
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: