Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Syura DPP PKB KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyatakan siap menjadi saksi ahli bagi Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di pengadilan jika aliran itu dibubarkan pemerintah. "Kalau sampai dibubarkan, maka saya akan menjadi saksi ahli untuk Ahmadiyah. Bahkan, saya akan bersedia menjadi tim pembela Ahmadiyah, jika masalah itu harus diselesaikan di pengadilan," kata Gus Dur di Jakarta, Minggu. Gus Dur menyatakan tidak perduli dengan ajaran yang dianut pengikut Ahmadiyah. Bagi dia, sebagai minoritas, Ahmadiyah patut dibela. "Karena mereka kaum minoritas yang perlu dilindungi dan saya tidak peduli mengenai ajarannya," tandas mantan ketua umum PBNU itu. Sebelumnya Gus Dur bercerita panjang tentang perbedaan pendapat para ulama NU tentang berbagai aliran agama yang ada di Indonesia, sejak sebelum NU berdiri pada 1926 maupun sesudahnya. Dikatakannya, para ulama merangkul semua penganut aliran agama dan Indonesia sebagai negara yang menjunjung tinggi pluralisme. Terima penghargaan Sekitar pukul 14.00 WIB Gus Dur bertolak ke Amerika Serikat untuk menerima berbagai penghargaan agama dan kemanusiaan. Di New York, Gus Dur menerima penghargaan sebagai penegak HAM dari Simon Wiethemthal Center, yayasan yang dipimpin mantan PM Israel Shimon Peres. Gus Dur juga akan ke Los Angeles untuk menerima penghargaan serupa dari Mebal Valor. Lembaga ini menilai Gus Dur tokoh yang memiliki keberanian membela kelompok minoritas. Selanjutnya Gus Dur menuju Washington untuk melakukan pertemuan dengan senator AS dan mengikuti dialog tentang agama, kemanusiaan, demokrasi dan pluralisme dengan mahasiswa Islam moderat di George Washington University. Universitas itu akan mengabadikan nama Abdurrahman Wahid sebagai pejuang pluralisme Indonesia. Gus Dur juga dijadwalkan menerima penghargaan dari Temple University, serta memenuhi undangan ulang tahun Shimon Peres.(*)