Mekkah (ANTARA) - Amirul Hajj Lukman Hakim Saifuddin mengunjungi Museum Sahabat Nabi atau As-Haabee Exhibition, salah satu destinasi wisata baru yang dikembangkan di Kota Mekkah.
Lukman Hakim Saifuddin bersama delegasi Amirul Hajj berkunjung ke museum yang berisi tentang berbagai macam manuskrip yang memuat kisah sahabat nabi di Kota Mekkah, Rabu.
“Ini akan sangat bermanfaat bagi umat Muslim karena akan menambah wawasan terkait dengan riwayat para sahabat kita yang sangat memberikan teladan bagi kita bersama,” katanya.
Museum yang baru dibuka sekitar sebulan lalu itu dinilai bisa menjadi alternatif tersendiri bagi jamaah Indonesia yang ingin berkunjung ke destinasi wisata religi di Kota Mekkah.
“Tentu saya sangat mengapresiasi dan menghargai para pemrakarsa yang membangun museum yang sangat bermanfaat ini. Ada satu masukan dari saya sambil mempertahankan yang ada ke depan bisa dikembangkan bagaimana kisah Rosul dan para sahabat itu lebih dikedepankan sisi-sisi kemanusiannya,” katanya.
Di museum itu banyak dikisahkan mengenai sejumlah peperangan yang terjadi di zaman Nabi dan menurut Menag dalam banyak riwayat Rosul, Rosul lebih banyak menebarkan kasih sayang dibandingkan dengan peperangan.
“Riwayat sejarah perang bagaimana Rosul menyikapi atau menyantuni sesama umat manusia menurut saya itu juga hal yang tidak kalah pentingnya jadi demikian umat Islam lebih mengenal Rosulnya dan meneladani para sahabat-sahabatnya. Sekali lagi terima kasih atas adanya museum yang sangat bermanfaat ini,” katanya.
Lukman sendiri mengaku mengidolakan semua sahabat Nabi termasuk Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Tholib yang semuanya memiliki sisi-sisi yang sangat khas masing-masing dan bukan untuk saling diunggulkan satu sama lain yang patut untuk diteladani.
“Jadi kalau ditanya siapa yang paling jadi idola. Semuanya jadi idola karena masing-masing punya sisi-sisi positif yang sangat khas,” katanya.
Di Indonesia sendiri, Menag mengatakan, pemerintah sedang mengembangkan Universitas Islam Internasional Indonesia di Depok dimana studi Islam ingin akan dikembangkan berskala internasional.
“Tentu termasuk di dalamnya bagaimana mendalami sejarah Rosul dan para sahabat. Jadi kita ingin menggali sisi-sisi positif, aspek-aspek kemanusiaan yang menonjol dari Rosul harus terus mampu memotivasi umat Islam tidak hanya saat ini tapi juga masa depan,” katanya.
Sementara itu, pemandu Museum Sahabat Nabi, Hamdani, yang berasal dari Indonesia mengatakan Museum Sahabat Nabi merupakan museum yang di dalamnya mengisahkan sekilas perjalanan Nabi Muhammad baik di Mekkah maupun di Madinah.
“Museum ini dibuka sekitar sebulan yang lalu di Museum Haji dan pemilik Museum ini juga sama dengan pemilik Museum Al Quran yang ada di Kota Madinah. Untuk Museum ini ada promo gratis khusus untuk pengunjung jamaah Indonesia dan Malaysia,” katanya.
Museum terdiri dari 10 stand/ruangan dimana setiap ruangan disajikan hal-hal yang terkait dengan sejarah para sahabat Nabi baik dari Mekkah maupun dari Madinah.
“Tentu yang disajikan ada dalam bentuk video, cuplikan video, keterangan tulisan. Gambar-gambar, foto-foto. Tapi tentu ada pemandu, dari Indonesia ada pemandu,” katanya.
Harga tiket sebesar 15 riyal per orang dan jika datang dalam rombongan lebih dari 50 orang harganya 10 riyal per orang.
“Jam buka museum setelah salat subuh sampai jam 11 siang kemudian buka lagi jam setelah salat ashar sampai jam 22.30 malam,” kata Hamdani yang juga mahasiswa di Umm Al Qura University Mekkah.
Museum itu menyediakan pemandu-pemandu dengan bahasa asal pengunjung termasuk dua pemandu dari Indonesia.
“Setiap negara disediakan satu pemandu tapi untuk Indonesia sendiri di musim haji disediakan dua pemandu karena jamaah Indonesia jumlahnya lebih banyak dibanding jamaah dari negara lain,” katanya.
Pada musim haji, pengunjung ke museum itu berkisar 1.000-2.000 orang dalam sehari.
Laporan dari Tanah Suci
Amirul Hajj kunjungi museum sahabat nabi di Mekkah
14 Agustus 2019 23:39 WIB
Amirul Hajj kunjungi Museum Sahabat Nabi di Mekkah. (ANTARA/ Hanni Sofia)
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: