Jakarta (ANTARA) - Juha Christensen, fasilitator perdamaian Aceh, mengatakan satu-satunya kunci untuk menyelesaikan konflik, termasuk konflik bersenjata dalam internal domestik suatu negara adalah melalui dialog.

"Ya, ini kan semua konflik bisa selesai melalui dialog saja. Artinya, harus ada dialog. Kalau ada masalah-masalah di daerah, seperti dulu di Aceh itu kuncinya dialog. Tidak ada proses lain," katanya di Jakarta, Rabu.

Hal tersebut diungkapkan pria berkebangsaan Finlandia itu, saat Dialog Publik "Memaknai Perdamaian Aceh: Refleksi 14 Tahun MoU RI dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)".

Baca juga: Juha: Proses perdamaian Aceh bisa diterapkan di Papua

Baca juga: Kemenkeu-Kemendagri Tak Lakukan Pengawasan Langsung Untuk Dana Otonomi Aceh

Baca juga: Kemenkeu-Kemendagri Tak Lakukan Pengawasan Langsung Untuk Dana Otonomi Aceh


Juha mengakui proses perdamaian Aceh yang tercipta sejak penandatanganan MoU Helsinki antara Pemerintah RI dan GAM, 15 Agustus 2005 banyak dijadikan contoh negara-negara lain.

Ia sempat diundang Pemerintah Thailand untuk membahas resolusi konflik di Pattani, Thailand Selatan, yang sudah berjalan 10 tahun, hampir sama dengan yang terjadi di Aceh.

"Dengan (diberikan) otonomi. Ya, tidak seperti Aceh karena luar biasa otonomi yang diberikan di Aceh. Namun, Yang penting konflik di Pattani, Thailand Selatan selesai," katanya.

Menurut Juha yang fasih berbahasa Indonesia, pemerintah, baik yang ada di pusat maupun daerah pasti punya keinginan agar konflik atau masalah yang terjadi bisa selesai

"Menurut kami, saya pribadi, tidak ada kunci lain. Tidak ada jalan lain, kecuali dialog. Itu jelas. Untuk menyelesaikan masalah di keluarga, atau politik, atau masalah konflik, hanya dialog kuncinya," katanya.

Ia menambahkan perdamaian bukan hanya soal tidak ada konflik bersenjata, tetapi perdamaian adalah adanya keikhlasan sosial, kesehatan yang baik, kemudian ekonomi juga bisa tumbuh.

"Kami bersama semua pihak yang terlibat perdamaian di Aceh sangat bangga bahwa ini proses perdamaian aceh menjadi model dan harapan untuk penyelesaian konflik di daerah-daerah lain," kata Juha.