BPCB Trowulan ekskavasi candi di Kediri
14 Agustus 2019 20:02 WIB
Sejumlah petugas di lokasi struktur bangunan mirip candi yang ada di sekitar lereng Gunung Wilis (2.563 meter di atas permukaan laut (mdpl) wilayah Kota Kediri. Foto Antara Jatim/ istimewa
Kediri (ANTARA) - Tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Mojokerto, Jawa Timur, melakukan ekskavasi terhadap struktur bangunan mirip candi yang ada di sekitar lereng Gunung Wilis (2.563 mdpl) wilayah Kota Kediri.
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kota Kediri Nur Muhyar mengemukakan kegiatan ekskavasi ini direncanakan antara 15-20 hari. Ada 14 orang yang tergabung, yang terdiri dari juru peta, juru gambar, arkeolog, beserta sejumlah juru gali.
"Eskavasi sudah berlangsung. Nanti direncanakan sampai 20 hari, namun efektifnya sekitar 15 hari karena mereka juga harus menyusun laporan kembali ke kantor," katanya di Kediri, Rabu.
Nur mengatakan, kegiatan itu sudah berlangsung sejak awal pekan lalu. Petugas dari BPCB Trowulan Mojokerto, datang koordinasi dengan pemkot untuk melakukan penelitian di struktur bangunan mirip candi yang ada di lereng Gunung Wilis wilayah Kota Kadiri tersebut.
Dalam eskavasi tersebut direncanakan meliputi tiga tahapan kegiatan, yakni zonasi, pemetaan lalu penggalian. Dengan itu, diharapkan ada kepastian terkait dengan struktur bangunan itu termasuk peninggalan zaman kerajaan apa.
Namun, Nur menduga bangunan mirip candi tersebut merupakan peninggalan zaman Kerajaan Kadiri. Dulunya tempat ini diperkirakan digunakan sebagai tempat pemujaan. Hal ini diperkuat dengan tidak ditemukannya patung atau relief di lokasi.
"Sementara masih dugaan saja, era masa Kadiri. Diperkirakan sebagai tempat pemujaan karena tidak ada relief, tidak ada patung yang ditemukan," ujar Nur.
Ia menambahkan, biasanya jika ditemukan suatu tempat pemujaan selalu ada korelasinya dengan sumber mata air atau petirtan, candi dan sebuah gunung yang disakralkan. Hal itu seperti kepercayaan masyarakat zaman dahulu yang menganggap gunung adalah suatu tempat berkumpulnya para dewa.
Terkait dengan kemungkinan lokasi temuan itu berhubungan dengan situs Goa Selomangleng di Kediri, Nur mengatakan hal itu masih harus didalami lagi.
"Biasanya kalau ada tempat pemujaan, ada petirtaan, candi dan gunung yang diskralkan. Orang dulu percaya kalau gunung tempat para dewa," kata Nur.
Lokasi bangunan mirip candi ini berada di sekitar Gunung Wilis tepatnya di area Perum Perhutani KPH Kediri dengan jarak tempuh berjalan kaki lebih dari 2 kilometer. Warga yang hendak ke lokasi bisa mudah menempuhnya, lewat jalan setapak.
Baca juga: BPCB ekskavasi penyelamatan situs Candi Mantingan Magelang
Baca juga: BPCB Jateng ekskavasi tiga situs di Temanggung
Baca juga: Balar Yogyakarta kembali lakukan ekskavasi di Ngurawan
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kota Kediri Nur Muhyar mengemukakan kegiatan ekskavasi ini direncanakan antara 15-20 hari. Ada 14 orang yang tergabung, yang terdiri dari juru peta, juru gambar, arkeolog, beserta sejumlah juru gali.
"Eskavasi sudah berlangsung. Nanti direncanakan sampai 20 hari, namun efektifnya sekitar 15 hari karena mereka juga harus menyusun laporan kembali ke kantor," katanya di Kediri, Rabu.
Nur mengatakan, kegiatan itu sudah berlangsung sejak awal pekan lalu. Petugas dari BPCB Trowulan Mojokerto, datang koordinasi dengan pemkot untuk melakukan penelitian di struktur bangunan mirip candi yang ada di lereng Gunung Wilis wilayah Kota Kadiri tersebut.
Dalam eskavasi tersebut direncanakan meliputi tiga tahapan kegiatan, yakni zonasi, pemetaan lalu penggalian. Dengan itu, diharapkan ada kepastian terkait dengan struktur bangunan itu termasuk peninggalan zaman kerajaan apa.
Namun, Nur menduga bangunan mirip candi tersebut merupakan peninggalan zaman Kerajaan Kadiri. Dulunya tempat ini diperkirakan digunakan sebagai tempat pemujaan. Hal ini diperkuat dengan tidak ditemukannya patung atau relief di lokasi.
"Sementara masih dugaan saja, era masa Kadiri. Diperkirakan sebagai tempat pemujaan karena tidak ada relief, tidak ada patung yang ditemukan," ujar Nur.
Ia menambahkan, biasanya jika ditemukan suatu tempat pemujaan selalu ada korelasinya dengan sumber mata air atau petirtan, candi dan sebuah gunung yang disakralkan. Hal itu seperti kepercayaan masyarakat zaman dahulu yang menganggap gunung adalah suatu tempat berkumpulnya para dewa.
Terkait dengan kemungkinan lokasi temuan itu berhubungan dengan situs Goa Selomangleng di Kediri, Nur mengatakan hal itu masih harus didalami lagi.
"Biasanya kalau ada tempat pemujaan, ada petirtaan, candi dan gunung yang diskralkan. Orang dulu percaya kalau gunung tempat para dewa," kata Nur.
Lokasi bangunan mirip candi ini berada di sekitar Gunung Wilis tepatnya di area Perum Perhutani KPH Kediri dengan jarak tempuh berjalan kaki lebih dari 2 kilometer. Warga yang hendak ke lokasi bisa mudah menempuhnya, lewat jalan setapak.
Baca juga: BPCB ekskavasi penyelamatan situs Candi Mantingan Magelang
Baca juga: BPCB Jateng ekskavasi tiga situs di Temanggung
Baca juga: Balar Yogyakarta kembali lakukan ekskavasi di Ngurawan
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: