Menkes minta kebakaran hutan segera diatasi cegah penyakit
13 Agustus 2019 18:50 WIB
Ilustrasi - Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/7/2019) ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Nila Moeloek meminta kepada kementerian-lembaga terkait dan pemerintah daerah untuk segera mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia untuk mencegah terjadinya kasus penyakit akibat asap.
Menkes Nila di Jakarta, Selasa mengatakan asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Pulau Kalimantan dan Sumatera bisa berdampak terhadap kelompok masyarakat rentan, seperti anak kecil, ibu hamil, dan orang tua yang menderita asma.
"Ini dampaknya di hilir, ke kami. Seperti ISPA pada anak-anak, orang tua yang ringkih yang punya asma, begitu tidak bisa napas ada kejadian, ini tidak enaknya kami di hilir. Kami dorong membantu memberi masker, membantu memberi pelayanan kesehatan, tapi juga meminta kepada BNPB, kepada kementerian yang lain, tolong atasi asap ini," kata Nila.
Menkes mengatakan dirinya sudah merasakan sendiri gangguan akibat asap saat melakukan kunjungan kerja di Kalimantan Barat. "Saya kemarin dari Kalbar, saya merasakan sekali asapnya luar biasa juga," kata dia.
Nila juga berharap pada kepala daerah yang di wilayahnya terdapat kebakaran hutan dan lahan bisa secara tegas mengatasi karhutla dan menindak tegas pelaku pembakaran yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat.
Direktur Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Imran Agus Nurali mengatakan dampak langsung yang paling sering dialami oleh masyarakat terdampak asap karhutla ialah iritasi pada mata dan saluran pernapasan atas.
Masyarakat yang terpapar asap akibat kebakaran hutan akan mengalami perih pada mata karena iritasi dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). "Kemudian yang punya riwayat asma, khsususnya untuk lansia, bisa terpicu asmanya," kata dia.
Imran memberikan penekanan khusus pada kelompok masyarakat rentan, seperti ibu hamil, balita dan lansia yang bisa lebih mudah terdampak asap karhutla. Dia menyarankan agar kelompok masyarakat rentan tersebut menghindari paparan asap dengan tidak keluar rumah.
Dia berharap pemerintah daerah bisa menyiapkan ketersediaan masker kepada masyarakatnya dalam upaya meminimalkan dampak asap karhutla. Namun Imran mengatakan Kementerian Kesehatan siap memasok logisitik berupa masker apabila pemerintah daerah memerlukan.
Baca juga: Menkes belum terima laporan jumlah korban asap
Baca juga: Penderita ISPA akibat asap mungkin terus bertambah
Menkes Nila di Jakarta, Selasa mengatakan asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Pulau Kalimantan dan Sumatera bisa berdampak terhadap kelompok masyarakat rentan, seperti anak kecil, ibu hamil, dan orang tua yang menderita asma.
"Ini dampaknya di hilir, ke kami. Seperti ISPA pada anak-anak, orang tua yang ringkih yang punya asma, begitu tidak bisa napas ada kejadian, ini tidak enaknya kami di hilir. Kami dorong membantu memberi masker, membantu memberi pelayanan kesehatan, tapi juga meminta kepada BNPB, kepada kementerian yang lain, tolong atasi asap ini," kata Nila.
Menkes mengatakan dirinya sudah merasakan sendiri gangguan akibat asap saat melakukan kunjungan kerja di Kalimantan Barat. "Saya kemarin dari Kalbar, saya merasakan sekali asapnya luar biasa juga," kata dia.
Nila juga berharap pada kepala daerah yang di wilayahnya terdapat kebakaran hutan dan lahan bisa secara tegas mengatasi karhutla dan menindak tegas pelaku pembakaran yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat.
Direktur Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Imran Agus Nurali mengatakan dampak langsung yang paling sering dialami oleh masyarakat terdampak asap karhutla ialah iritasi pada mata dan saluran pernapasan atas.
Masyarakat yang terpapar asap akibat kebakaran hutan akan mengalami perih pada mata karena iritasi dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). "Kemudian yang punya riwayat asma, khsususnya untuk lansia, bisa terpicu asmanya," kata dia.
Imran memberikan penekanan khusus pada kelompok masyarakat rentan, seperti ibu hamil, balita dan lansia yang bisa lebih mudah terdampak asap karhutla. Dia menyarankan agar kelompok masyarakat rentan tersebut menghindari paparan asap dengan tidak keluar rumah.
Dia berharap pemerintah daerah bisa menyiapkan ketersediaan masker kepada masyarakatnya dalam upaya meminimalkan dampak asap karhutla. Namun Imran mengatakan Kementerian Kesehatan siap memasok logisitik berupa masker apabila pemerintah daerah memerlukan.
Baca juga: Menkes belum terima laporan jumlah korban asap
Baca juga: Penderita ISPA akibat asap mungkin terus bertambah
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019
Tags: