Menhan: gerakan bela negara mendesak
13 Agustus 2019 18:31 WIB
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memberikan kuliah umum di Auditorium WR Supratman Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran", Sleman, Selasa. (FOTO ANTARA/Luqman Hakim)
Sleman (ANTARA) - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebut gerakan bela negara menjadi kebutuhan mendesak saat ini sering maraknya ancaman terhadap kelestarian Pancasila sebagai ideologi negara.
"(Bela negara) kebutuhan mendesak yang tidak dapat ditawar-tawar lagi," kata Menhan saat memberikan kuliah umum di Auditorium WR Supratman Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran", Sleman, Selasa.
Nilai-nilai bela negara yang berbasis Pancasila, kata Menhan, merupakan sumber kekuatan bangsa yang harus terus dilestarikan sebagai cerminan identitas karakter bangsa Indonesia.
"Bela negara ini bukan pilihan, tapi kewajiban kita semua bersama seluruh komponen bangsa. Bela negara ini adalah sebuah konsep solusi terhadap semua persoalan bangsa," kata Ryamizard.
Pancasila, kata Menhan, merupakan ideologi yang terbukti ampuh mempersatukan beragam perbedaan mulai dari suku, ras, budaya, dan agama di Indonesia. Oleh sebab itu, cara untuk menghancurkan Indonesia adalah dengan menjauhkan bangsa dari Pancasila.
Tanpa Pancasila, lanjut Menhan, Indonesia berpotensi terpecah dan tidak menutup kemungkinan terjadi perang saudara seperti di Timur Tengah.
"Pancasila itu alat pemersatu bangsa, alat perekat bangsa. Kalau itu hilang bangsa ini akan lepas, bangsa ini akan hancur," kata dia.
Oleh sebab itu, ia berharap sebagai mahasiswa di kampus UPN Veteran yang didirikan oleh para pendiri bangsa dan para veteran sudah selayaknya ikut menjadi kader bela negara. "Saya berharap keluar dari sini kalian harus menjadi duta-duta bela negara," kata Menhan di hadapan ribuan mahasiswa baru UPN Veteran Yogyakarta.
Rektor UPN Veteran Yogyakarta, Irhas Effendi mengatakan nilai bela negara yang menekankan pada cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara serta meyakini Pancasila sebagai Ideologi negara diharapkan mampu membentengi para mahasiswa UPN Veteran dari terkikisnya rasa nasionalisme di tengah arus Revolusi Industri 4.0.
"(Bela negara) kebutuhan mendesak yang tidak dapat ditawar-tawar lagi," kata Menhan saat memberikan kuliah umum di Auditorium WR Supratman Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran", Sleman, Selasa.
Nilai-nilai bela negara yang berbasis Pancasila, kata Menhan, merupakan sumber kekuatan bangsa yang harus terus dilestarikan sebagai cerminan identitas karakter bangsa Indonesia.
"Bela negara ini bukan pilihan, tapi kewajiban kita semua bersama seluruh komponen bangsa. Bela negara ini adalah sebuah konsep solusi terhadap semua persoalan bangsa," kata Ryamizard.
Pancasila, kata Menhan, merupakan ideologi yang terbukti ampuh mempersatukan beragam perbedaan mulai dari suku, ras, budaya, dan agama di Indonesia. Oleh sebab itu, cara untuk menghancurkan Indonesia adalah dengan menjauhkan bangsa dari Pancasila.
Tanpa Pancasila, lanjut Menhan, Indonesia berpotensi terpecah dan tidak menutup kemungkinan terjadi perang saudara seperti di Timur Tengah.
"Pancasila itu alat pemersatu bangsa, alat perekat bangsa. Kalau itu hilang bangsa ini akan lepas, bangsa ini akan hancur," kata dia.
Oleh sebab itu, ia berharap sebagai mahasiswa di kampus UPN Veteran yang didirikan oleh para pendiri bangsa dan para veteran sudah selayaknya ikut menjadi kader bela negara. "Saya berharap keluar dari sini kalian harus menjadi duta-duta bela negara," kata Menhan di hadapan ribuan mahasiswa baru UPN Veteran Yogyakarta.
Rektor UPN Veteran Yogyakarta, Irhas Effendi mengatakan nilai bela negara yang menekankan pada cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara serta meyakini Pancasila sebagai Ideologi negara diharapkan mampu membentengi para mahasiswa UPN Veteran dari terkikisnya rasa nasionalisme di tengah arus Revolusi Industri 4.0.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019
Tags: