Guatemala: Perjanjian "negara aman ketiga" perlu kesepakatan Kongres
13 Agustus 2019 17:25 WIB
Ingri, seorang migran dari Guatemala, naik ke sebuah bus dengan pencari suaka dari Amerika Tengah lainnya yang baru dibebaskan dari penahanan federal di stasiun bus di McAllen, Texas, Amerika Serikat, Rabu (24/7/2019). REUTERS/Loren Elliott/cfo (REUTERS/LOREN ELLIOTT)
Kota Guatemala (ANTARA) - Presiden mendatang Guatemala Aljandro Giammattei pada Senin (12/8) mengatakan bahwa konsep "negara aman ketiga" --yang mengatur migran bisa mengajukan suaka-- harus disahkan oleh Kongres kedua negara.
Presiden saat ini Jimmy Morales mengeluarkan pernyataan semacam itu dengan Amerika Serikat bulan lalu di bawah ancaman sanksi, yang berarti warga Honduras dan El Salvador harus mencari suaka di Guatemala, dan bukan terus pergi ke utara.
Baca juga: Di Guatemala, Pelosi mengatakan perlakuan terhadap migran "memalukan"
Tindakan tersebut, yang dimaksudkan untuk mengurangi permohonan suaka di AS, menyulut kecaman luas dari kelompok hak asasi manusia mengenai resiko pengiriman orang yang rentan ke satu negara dengan wabah kemiskinan dan kekerasan, demikian laporan Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Bayi migran Guatemala meninggal setelah berada dalam tahanan AS
Ketika berbicara dalam satu wawancara dengan CNN, Giammattei menambahkan bahwa ia memiliki penjelasan dari pemerintah Morales mengenai bagaimana kesepakatan tersebut akan dilaksanakan.
Baca juga: Guatelama pilih presiden baru di bawah bayangan tekanan Trump
Sumber: Reuters
Presiden saat ini Jimmy Morales mengeluarkan pernyataan semacam itu dengan Amerika Serikat bulan lalu di bawah ancaman sanksi, yang berarti warga Honduras dan El Salvador harus mencari suaka di Guatemala, dan bukan terus pergi ke utara.
Baca juga: Di Guatemala, Pelosi mengatakan perlakuan terhadap migran "memalukan"
Tindakan tersebut, yang dimaksudkan untuk mengurangi permohonan suaka di AS, menyulut kecaman luas dari kelompok hak asasi manusia mengenai resiko pengiriman orang yang rentan ke satu negara dengan wabah kemiskinan dan kekerasan, demikian laporan Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Bayi migran Guatemala meninggal setelah berada dalam tahanan AS
Ketika berbicara dalam satu wawancara dengan CNN, Giammattei menambahkan bahwa ia memiliki penjelasan dari pemerintah Morales mengenai bagaimana kesepakatan tersebut akan dilaksanakan.
Baca juga: Guatelama pilih presiden baru di bawah bayangan tekanan Trump
Sumber: Reuters
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019
Tags: