Warga Kampung mualaf Pinrang doakan donatur ACT
13 Agustus 2019 14:10 WIB
Syukuran Qurban atau Dapur Qurban ACT yang digelar di Kampung Mualaf Desa Mesakada Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang Sulsel, Senin (12/08/2019). ANTARA Foto/HO/Humas ACT Sulsel
Makassar (ANTARA) - Head of Program ACT Sulawesi Selatan, Nur Ali Akbar mengemukakan bahwa warga kampung mualaf Makula Desa Mesakada Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang Sulsel tidak henti-hentinya mendoakan para donatur dan relawan Global Qurban Aksi Cepat Tanggap (ACT) atas kegiatan Dapur Qurban yang digelar di tempat itu.
"Doa mereka terus mengucur bagi donatur ACT, sangat sumringah dengan kegiatan Dapur Qurban yang kita gelar dan ada juga warga yang menangis sembari memeluk relawan menyampaikan harapannya agar mereka tidak ditinggalkan dan dilupakan begitu saja," ungkap Ali sapaannya di sela-sela acara Dapur Qurban ACT bersama Fakultas Teknik Industri UMI di Makassar, Selasa.
Global Qurban ACT sebelumnya, tepatnya pada Senin (12/08/2019), juga telah menggelar Dapur Qurban di Kampung Makula dengan mendistribusikan dua ekor hewan qurban untuk dinikmati oleh ratusan mualaf yang bermukim di tempat itu.
Ali menyampaikan kampung Mualaf Makula merupakan salah satu wilayah terpencil di Kabupaten Pinrang dengan medan yang sangat sulit untuk dijangkau.
"Tidak mudah untuk sampai di sana, medan yang terjal dan cadas mesti kami taklukkan. Beberapa relawan bahkan ada yang jatuh dari kendaraan karena sulitnya jalan yang dilalui," ungkapnya.
Ali menyebutkan butuh waktu sekitar lima jam dari Kota Makassar ke Kabupaten Pinrang, lalu melanjutkan perjalanan ke kaki gunung selama tiga jam, kemudian dari kaki gunung ke sebuah tempat desa masih membutuhkan waktu sekitar satu jam dan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 20 menit untuk mencapai titik perkampungan mualaf Makula.
"Ini suka duka relawan. Kita memang selalu menyosialisasikan segala keadaan riil di lapangan, segala hal yang kita temui di tempat itu, termasuk kampung mualaf Makula," ucapnya.
Agenda silaturahmi yang dikemas dalam event Syukuran Qurban ini menjadi event membahagiakan masyarakat perkampungan yang ada di pelosok ini. Terlebih, puluhan kepala keluarga yang bermukim di pegunungan tersebut baru kali ini merasakan daging kurban.
"Nikmat sekali, kami benar-benar merasakan nikmatnya daging kurban dan kuatnya persaudaraan pada Idul Adha tahun ini, terima kasih ACT," Kata seorang tokoh mualaf Makula, Guntur.
Syukuran qurban atau Dapur Qurban ACT ini digelar dengan konsep pengolahan sendiri oleh warga. Sehingga pada proses penyembelihan hingga disajikan dilakukan bersama-sama oleh warga dan masyarakat sekitar.
Menambah semaraknya syukuran qurban ACT, panitia juga mengundang dari elemen pemerintahan dan lembaga seperti KUA Lembang, Danramil 1404-07, Kepala Dusun Makula, Kapolsek Lembang, Babinsa, Para Imam Kampung, dan perwakilan relawan ACT MRI se Sulsel.
Kepala Dusun Makula menyampaikan terima kasih atas kegiatan yang sarat akan silaturahim tersebut dan berpesan agar senantiasa menjaganya. Begitu pula dengan Lettu Infanteri, Abdul Muin selaku perwakilan Danramil, yang menyebutkan kegiatan ini menyatukan indahnya persatuan dan kesatuan.
"Doa mereka terus mengucur bagi donatur ACT, sangat sumringah dengan kegiatan Dapur Qurban yang kita gelar dan ada juga warga yang menangis sembari memeluk relawan menyampaikan harapannya agar mereka tidak ditinggalkan dan dilupakan begitu saja," ungkap Ali sapaannya di sela-sela acara Dapur Qurban ACT bersama Fakultas Teknik Industri UMI di Makassar, Selasa.
Global Qurban ACT sebelumnya, tepatnya pada Senin (12/08/2019), juga telah menggelar Dapur Qurban di Kampung Makula dengan mendistribusikan dua ekor hewan qurban untuk dinikmati oleh ratusan mualaf yang bermukim di tempat itu.
Ali menyampaikan kampung Mualaf Makula merupakan salah satu wilayah terpencil di Kabupaten Pinrang dengan medan yang sangat sulit untuk dijangkau.
"Tidak mudah untuk sampai di sana, medan yang terjal dan cadas mesti kami taklukkan. Beberapa relawan bahkan ada yang jatuh dari kendaraan karena sulitnya jalan yang dilalui," ungkapnya.
Ali menyebutkan butuh waktu sekitar lima jam dari Kota Makassar ke Kabupaten Pinrang, lalu melanjutkan perjalanan ke kaki gunung selama tiga jam, kemudian dari kaki gunung ke sebuah tempat desa masih membutuhkan waktu sekitar satu jam dan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 20 menit untuk mencapai titik perkampungan mualaf Makula.
"Ini suka duka relawan. Kita memang selalu menyosialisasikan segala keadaan riil di lapangan, segala hal yang kita temui di tempat itu, termasuk kampung mualaf Makula," ucapnya.
Agenda silaturahmi yang dikemas dalam event Syukuran Qurban ini menjadi event membahagiakan masyarakat perkampungan yang ada di pelosok ini. Terlebih, puluhan kepala keluarga yang bermukim di pegunungan tersebut baru kali ini merasakan daging kurban.
"Nikmat sekali, kami benar-benar merasakan nikmatnya daging kurban dan kuatnya persaudaraan pada Idul Adha tahun ini, terima kasih ACT," Kata seorang tokoh mualaf Makula, Guntur.
Syukuran qurban atau Dapur Qurban ACT ini digelar dengan konsep pengolahan sendiri oleh warga. Sehingga pada proses penyembelihan hingga disajikan dilakukan bersama-sama oleh warga dan masyarakat sekitar.
Menambah semaraknya syukuran qurban ACT, panitia juga mengundang dari elemen pemerintahan dan lembaga seperti KUA Lembang, Danramil 1404-07, Kepala Dusun Makula, Kapolsek Lembang, Babinsa, Para Imam Kampung, dan perwakilan relawan ACT MRI se Sulsel.
Kepala Dusun Makula menyampaikan terima kasih atas kegiatan yang sarat akan silaturahim tersebut dan berpesan agar senantiasa menjaganya. Begitu pula dengan Lettu Infanteri, Abdul Muin selaku perwakilan Danramil, yang menyebutkan kegiatan ini menyatukan indahnya persatuan dan kesatuan.
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: