Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Eko Putro Sandjojo mendorong desa-desa di Indonesia mengembangkan dana desa untuk pariwisata.

"Desa-desa sudah waktunya menggunakan dana desa agar mandiri secara finansial. Karena dana desa jika hanya dipakai untuk infrastruktur saja tidak akan ada habisnya," kata Eko di acara Festival Desa Wisata di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan, sudah banyak desa yang sukses di mana pendapatan desa lebih besar dari pada dana desanya. Desa-desa tersebut mengembangkan dana desa pada beberapa sektor.

Namun menurut Eko, yang paling gampang dan cepat membuahkan hasil adalah dengan mengembangkan pariwisata.

Salah satu contoh desa yang berhasil memanfaatkan dana desa untuk membangun pariwisata adalah Desa Ponggok, Klaten, Jawa Tengah.

Desa tersebut membuat kolam wisata Umbul Ponggok di mana para wisatawan bisa berfoto di bawah air sambil berpose dengan benda-benda yang sehari-hari dijumpai di daratan, seperti sepeda motor.

Kini desa tersebut sudah menghasilkan pendapatan desa sebesar Rp14 miliar, ujarnya.

Contoh desa lain yang dapat mengembangkan menjadi desa wisata adalah Desa Kutuh di Bali yang berhasil menjadikan desa itu sebagai tempat wisata olahraga paralayang.

Menurut Eko, desa tersebut sudah bisa menghasilkan Rp17 Miliar per tahun dengan jumlah pajak sebesar Rp3 miliar, nilai pajak itu, kata Eko lebih besar dibandingkan dari dana desa yang diberikan yaitu sekitar Rp800 juta.

"Kini kesejahteraan masyarakatnya meningkat, angka pengangguran berkurang dan tak ada lagi narkoba di sana," kata dia.

Untuk membangun desa wisata, menurut Eko sebenarnya mudah, yaitu membangun citra desa wisata, membuat acara dan kompetisi.

"Dengan mempergunakan dana desa untuk membangun wisata, maka akan tercipta lapangan kerja dan pendapatan desa yang lebih besar dari dana desa," kata dia.


Baca juga: Kemendes luncurkan buku "Manfaat Dana Desa"
Baca juga: Dana desa bisa digunakan untuk membangun pembangkit listrik