Serpong (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya meminta Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memperbanyak komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan sektor lingkungan dan kehutanan.

“Litbang tidak cukup lagi bergerak dalam ‘pelayanan publik’, namun diperluas dengan agenda-agenda komersialisasi dan bisnis litbang,” kata Menteri LHK dalam sambutan yang disampaikan Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi (BLI) KLHK Agus Justianto dalam Festival Tropical Forestry and Environment Research di Serpong, Selasa.

Dia mengatakan BLI juga menginisiasi “industri pengetahuan”. Pemasaran (marketing) bergerak dari pemasaran secara fisik, diperkuat secara digital, serta kapasitas SDM diperkaya dengan inisiatif-inisiatif wirausaha (entrepreneur).

Menurut dia, dengan keterbatasan sumberdaya baik pembiayaan dan SDM maka perlu menyusun brand (ikon/unggulan). Branding tersebut akan memberikan “label dan identitas” bagi pembangun pengetahuan, sehingga inisiatif dan energi difokuskan pada brand dimaksud, baik brand institusi/lembaga maupun brand individu peneliti.

Agus Justianto mengatakan setidaknya lebih dari 200 inovasi yang sudah dikomersialisasi dan lebih dari 50 paten dihasilkan BLI KLHK. Tentu Kementerian terus mendorong peneliti-penelitinya menghasilkan inovasi dan menambah paten.

Agus mengatakan hasil litbang sangat mungkin menjadi inovasi ketika sudah bisa dikomersialisasi. Peneliti di BLI tetap perlu ditantang agar produktif menghasilkan penelitian dan inovasi.

Selanjutnya untuk komersialisasi hasil litbang Agus mengatakan ada pula ide-ide baik salah satunya seperti yang dilakukan Balai Besar Litbang Pemuliaan Tanaman Yogyakarta yang membuat toko benih unggul di sana.

Festival Tropical Forestry and Environment Research yang dilaksanakan di Puspitek Serpong, menurut dia, menjadi salah satu upaya diseminasi hasil penelitian BLI KLHK pada masyarakat melalui media massa. Puluhan produk litbang lingkungan dan kehutanan ditampilkan, seperti teknologi Biopot berbahan kompos untuk eco-planting, Briket benihberbahan campuran kompos untuk rehabilitasi lahan dan hutan, Klon-klon Jati Muna unggul hasil mutasi dengan iradiasi nuklir (60Co).

Baca juga: KLHK gandeng perusahaan HTI teliti pengelolaan lahan gambut Kalbar
Baca juga: Banjir Konawe, KLHK teliti ekses perizinan kawasan hutan
Baca juga: Wali Kota Bekasi libatkan KLHK teliti IPAS DKI