Sri Mulyani sebut akan gunakan instrumen fiskal tekan defisit
13 Agustus 2019 11:48 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati di Kantor Kadin, Jakarta, Jumat (2/8/2019). (ANTARA/AstridFaidlatulHabibah)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati mengatakan bahwa pihaknya siap mendukung dalam memastikan defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) tidak semakin melebar hingga akhir tahun dengan menggunakan instrumen fiskal.
“Kami siap menggunakan instrumen fiskal untuk membantu kementerian terkait dan juga inisiatif dari pemerintah daerah untuk bisa meningkatkan ekspor,” kata Sri Mulyani Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan akan terus melakukan koordinasi dan pembahasan dengan kementerian yang berhubungan dengan moneter dan energi seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, dan Kementerian ESDM. Diakuinya koodinasi akan lebih diutamakan dengan Kementerian ESDM karena melebarnya CAD terkait adanya impor minyak dan gas yang tinggi.
“Pokoknya kami siap dengan seluruh instrumennya membantu kementerian terkait dan pemerintah daerah yang bisa ikut memecahkan masalah CAD itu. Semuanya yang memiliki portofolio di mana penyumbang dari trade maupun account deficit itu terjadi,” kata Sri Mulyani.
Pihaknya juga akan mendalami formulasi kebijakan makro jika ada masukkan dari kementerian atau lembaga lain maupun pemda termasuk juga pengusaha. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan kebijakan tersebut sesuai dengan kebutuhan.
“Jadi feedback dan hubungan kami dengan seluruh K/L maupun pemda dan para pengusaha akan terus kita harapkan supaya kita juga bisa terus menyesuaikan kebijakan kita sesuai kebutuhan,” katanya.
Sebelumnya pada Jumat (9/8), Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Wijanarko mengatakan bahwa defisit neraca transaksi berjalan atau pada triwulan II 2019 melebar dari 7,0 miliar dolar AS atau 2,6 persen dari PDB pada triwulan 1 2019 menjadi 8,44 miliar dolar AS atau 3,04 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Onny menyebutkan, kinerja ekspor nonmigas menurun sejalan dampak perekonomian dunia yang melambat yaitu ekspor nonmigas sebesar 37,2 miliar dolar AS yang turun dibanding capaian pada triwulan sebelumnya sebesar 38,2 miliar dolar AS.
“Kami siap menggunakan instrumen fiskal untuk membantu kementerian terkait dan juga inisiatif dari pemerintah daerah untuk bisa meningkatkan ekspor,” kata Sri Mulyani Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan akan terus melakukan koordinasi dan pembahasan dengan kementerian yang berhubungan dengan moneter dan energi seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, dan Kementerian ESDM. Diakuinya koodinasi akan lebih diutamakan dengan Kementerian ESDM karena melebarnya CAD terkait adanya impor minyak dan gas yang tinggi.
“Pokoknya kami siap dengan seluruh instrumennya membantu kementerian terkait dan pemerintah daerah yang bisa ikut memecahkan masalah CAD itu. Semuanya yang memiliki portofolio di mana penyumbang dari trade maupun account deficit itu terjadi,” kata Sri Mulyani.
Pihaknya juga akan mendalami formulasi kebijakan makro jika ada masukkan dari kementerian atau lembaga lain maupun pemda termasuk juga pengusaha. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan kebijakan tersebut sesuai dengan kebutuhan.
“Jadi feedback dan hubungan kami dengan seluruh K/L maupun pemda dan para pengusaha akan terus kita harapkan supaya kita juga bisa terus menyesuaikan kebijakan kita sesuai kebutuhan,” katanya.
Sebelumnya pada Jumat (9/8), Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Wijanarko mengatakan bahwa defisit neraca transaksi berjalan atau pada triwulan II 2019 melebar dari 7,0 miliar dolar AS atau 2,6 persen dari PDB pada triwulan 1 2019 menjadi 8,44 miliar dolar AS atau 3,04 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Onny menyebutkan, kinerja ekspor nonmigas menurun sejalan dampak perekonomian dunia yang melambat yaitu ekspor nonmigas sebesar 37,2 miliar dolar AS yang turun dibanding capaian pada triwulan sebelumnya sebesar 38,2 miliar dolar AS.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: