Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengarahkan minyak sawit atau CPO untuk diolah menjadi bahan bakar berjenis "green avtur" (bahan bakar avtur yang ramah lingkungan).

"Saya melihat CPO ini, saya mendengar CPO ini juga bisa dibuat avtur. Tolong ini ditekuni lagi lebih dalam sehingga kalau itu bisa, pertama mengurangi impor avtur kita sehingga defisit neraca perdagangan, defisit neraca transaksi berjalan akan semakin baik," kata Presiden Jokowi dalam pembukaan rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta pada Senin.

Presiden juga meminta Pertamina untuk pemanfaatan CPO melalui 'co-processing' guna memproduksi green diesel maupun green gasoline di sejumlah kilang minyak PT Pertamina.

Dia juga mengarahkan perusahaan-perusahaan kelapa sawit dapat mendorong pemrosesan minyak sawit menjadi bahan bakar ramah lingkungan.

"Itu penting semua untuk melaksanakan ini dan kita harapkan juga mempercepat perkembangan industri 'green refinery' kita," jelas Presiden.

Presiden berharap penggunaan Biodiesel B20 pada Januari 2020 dapat berpindah ke B30.

"Dan selanjutnya nanti di akhir 2020 sudah meloncat lagi ke B50," kata Presiden.

Dalam rapat tersebut, Presiden menjelaskan implementasi penggunaan B20 dapat menghemat anggaran negara mengimpor BBM hingga 5,5 miliar dolar AS per tahun.

Penggunaan B20 juga dapat meningkatkan permintaan komoditas CPO dalam negeri.

Sementara itu, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat penyerapan biodiesel dalam negeri sepanjang Januari-Juni 2019 mencapai 3,29 juta ton seiring mandatori Biodiesel 20 persen (B20).

Jumlah tersebut naik 144 persen dari periode sama 2018 yang hanya mampu menyerap sebesar 1,35 juta ton.

Baca juga: Gapki sebut penyerapan biodiesel semester I 2019 capai 3,29 juta ton
Baca juga: Biodiesel dinilai jadi pasar potensial minyak sawit
Baca juga: Aprobi targetkan uji coba B30 selesai Oktober