Jakarta (ANTARA) - Konsultan properti Colliers International menyoroti dampak perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang diperkirakan bakal membuat stagnan aliran modal untuk sektor properti baik dari Asia ke global maupun sebaliknya.

"Perang dagang AS-China akan memiliki dampak jangka panjang terhadap investasi real estat komersial dan penyewaan perkantoran di Asia," kata Direktur Eksekutif Riset Colliers International Asia, Andrew Haskins, dalam rilis yang diterima di Jakarta, Senin.

Berdasarkan kajian Colliers, aliran modal untuk sektor properti baik dari Asia ke global maupun global ke Asia diperkirakan bakal stagnan, tetapi aliran modal untuk sektor properti dari sesama negara di kawasan Asia diprediksi akan menguat.

Sementara itu, Direktur Pelaksana Jasa Perkantoran Colliers International Asia, Sam Harvey Jines, menyatakan bahwa sejumlah properti perkantoran yang bakal terdampak antara lain di Shanghai, Beijing, dan juga Hong Kong.

Sebagaimana diwartakan, investasi sektor properti diperkirakan bakal terdampak perang dagang antara AS-China karena ketegangan dagang tersebut memengaruhi pertumbuhan global.

"Kondisi pasar properti tidak bisa dipisahkan dengan kondisi ekonomi karena sebagai sektor bisnis pasti terkait dengan pergerakan fundamental ekonomi," kata Head of Research and Consultancy Savills Indonesia Anton Sitorus dalam paparan properti kepada media di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Apalagi, ujarnya, situasi perekonomian global masih berkutat terhadap pemulihan global yang dibayangi oleh kondisi perang dagang antara AS-China.

Lembaga FocusEconomics memprediksi pertumbuhan Indonesia akan tumbuh 5,2 persen pada tahun 2019, sedangkan target pemerintah pada 2019 adalah sekitar 5,3 persen.