Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat menyebutkan penggunaan besek bambu dan kantong ramah lingkungan dalam pembagian daging kurban saat Idul Adha menekan jumlah sampah plastik yang diperkirakan berkurang 30-40 persen dari total sampah per hari.

"Sekarang ini sudah mulai ada kesadaran. Selain besek, kami sarankan juga menggunakan kantong ramah lingkungan seperti telobag dan wadah sendiri seperti baskom untuk tempat daging kurban," kata Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat Edy Mulyanto di Jakarta, Senin.

Menurut Edy, per hari rata-rata jumlah sampah di Jakarta Barat yang diangkut ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang mencapai sekitar 1.450 ton.

Dari jumlah itu, lanjut dia, sekitar 60 persen di antaranya merupakan sampah organik dan sisanya merupakan sampah anorganik termasuk plastik.

Baca juga: Anggota DPRD DKI: penggunaan besek bambu harus berkelanjutan

Baca juga: 500 besek dibagikan gratis untuk kurban di Pasar Kramat Jati

Baca juga: Pedagang besek bambu Pasar Jatinegara Jakarta Timur kekurangan pasokan


Sebelum diangkut ke pembuangan akhir itu, sampah-sampah juga sudah terlebih dahulu dipilah karena sampah tersebut masih ada nilai ekonominya.

Pengangkutan sampah, kata dia, dilakukan tiga kali jam kerja dalam sehari yakni pukul 24.00-08.00, 08.00-16.00 dan 16.00 hingga 24.00 WIB.

Saat ini, jumlah sampah yang dihasilkan setelah Idul Adha masih sedang dihitung namun diperkirakan jumlahnya masih tetap sama dengan jumlah rata-rata harian.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta penyaluran daging kurban menggunakan besek bambu.

Perumda Pasar Jaya kemudian mengupayakan distribusi ke wadah pengganti kantong plastik tersebut di 75 pasar tradisional dan 37 toko ritel di bawah Pasar Jaya.

Awalnya, Pasar Jaya hanya menyalurkan sebanyak 20.000 besek ke 112 lokasi tersebut.

Namun, karena permintaan yang tinggi akhirnya jumlah tersebut ditambah hingga mencapai 85.000 besek.