Shanghai (ANTARA) - Jumlah korban jiwa akibat topan besar di China Timur naik jadi 30 pada Ahad, sementara 18 orang hilang, demikian laporan lembaga penyiaran negara CCTV.

Sementara itu, negara tersebut bersiap menghadapi gangguan perjalanan lagi saat topan itu bergerak lebih ke utara setelah melewati pantai.

Topan Lekima memasuki daratan pada Sabtu (10/8) di Provinsi Zhejiang di China Timur dengan hembusan angin mencapai 187 kilometer per jam, sehingga mengakibatkan kekacauan pada dengan dibatalkannya ribuan penerbangan dan layanan kereta dibekukan.

Topan tersebut merusak lebih dari 173.000 hektare tanaman dan 34.000 rumah di Zhejiang, kata pemerintah lokal, sebagaimana dilaporkan Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad. Pemerintah lokal memperkirakan kerugian sebesar 14,57 miliar yuan (dua miliar dolar AS), kata Kantor Berita Resmi China, Xinhua.

Lekima, topan kesembilan yang menerjang China tahun ini, diperkirakan memasuki daratan untuk kedua kali di sepanjang garis pantai Provinsi Shandong, sehingga mengakibatkan pembatalan penerbangan lain dan penutupan sebagian jalan bebas hambatan, kata Xinhua dan lembaga penyiaran negara, CCTV.

Di Zhejiang, banyak orang meninggal sekitar 130 kilometer dari Kota Pantai Wenzhou, tempat satu bendungan alam jebol di satu daerah yang diguyur 160 milimeter curah hujan dalam tiga jam, sehingga mengakibatkan tanah longsor, kata Xinhua.

Laporan media negara memperlihatkan petugas pertolongan menerobos air setinggi pinggang untuk mengungsikan orang-orang dari rumah mereka, sementara Kementerian Penanganan Keadaan Darurat mengatakan lebih dari satu juta orang di pusat keuangan Shanghai, serta Provinsi Zhejiang dan Jiansu, telah diungsikan akibat topan tersebut.

Sebanyak 3.200 penerbangan dibatalkan, kata CCTV, walaupun pembekuan sebagian layanan kereta dicabut pada Ahad. (1 dolar AS = 7,0613 renminbi yuan China)

Baca juga: Topan di bagian timur China sebabkan longsor, 18 tewas
Baca juga: China ungsikan 200 ribu saat topan landa pantai timur