Industri furnitur Sukoharjo tembus pasar Amerika Serikat
10 Agustus 2019 21:48 WIB
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih. (ANTARA/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian memfasilitasi Industri Kecil Menengah (IKM) furnitur Sukoharjo untuk menembus pasar Amerika Serikat.
“Dalam mendorong para pelaku IKM dapat mengakses pasar global, di tahun 2018, kami menjalin kerja sama dengan PT Anugerah Tangkas Transportindo sebagai Alibaba Authorized Partner di Indonesia, untuk memfasilitasi pelaku IKM,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih lewat keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu.
Melalui perjanjian kerja sama tersebut, sebanyak 10 pelaku IKM nasional difasilitasi menjadi Gold Member dalam marketplace Alibaba.com.
Para pelaku IKM mendapatkan pelatihan, antara lain mengenai cara menghadapi calon pembeli dari luar negeri, serta trik-trik untuk mengoptimalkan hasil pencairan produk mereka di dalam situs e-commerceAlibaba.com.
“Pada bulan Agustus 2019 ini, program tersebut telah menunjukkan hasilnya, dengan telah diterimanya pesanan perdana dari Amerika Serikat senilai lebih dari 20.000 dolar AS untuk salah satu pelaku IKM yang mengikuti kegiatan tersebut, yakni UD Surya Abadi Furniture yang berasal dari Sukoharjo, Jawa Tengah,” ungkap Gati.
Menurut Gati, pihaknya juga telah menjalankan beberapa program strategis lainnya untuk mendongkrak produktivitas dan daya saing pelaku IKM nasional, di antaranya melalui kegiatan revitalisasi sentra IKM, pengembangan produk IKM, serta restrukturisasi mesin dan peralatan.
“Melalui kegiatan-kegiatan ini, diharapkan produktivitas, kualitas, dan daya saing produk-produk pelaku IKM meningkat, bahkan bisa menembus dan memperluas akses ke pasar ekspor,” tegasnya.
Mengenai keberhasilan perusahaannya dalam mendapatkan pembeli baru dari AS tersebut, Rining Nurfarida selaku pemilik menyampaikan kegembiraannya, karena produknya bisa diterima oleh konsumen luar negeri.
“Kami sangat senang dapat diikutkan dalam program fasilitasi pelaku IKM di dalam e-commerce global ini. Selain itu, menunjukkan pula bahwa produk kami cukup kompetitif di pasar ekspor,” ujarnya.
Rining menambahkan program yang difasilitasi Kemenperin tersebut telah terbukti keberhasilannya bagi pelaku IKM dalam mendapatkan calon pembeli potensial baru.
“Semoga dengan keberhasilan kami ini dapat menginspirasi pelaku IKM lainnya untuk terus belajar dan berusaha untuk meningkatkan kualitas produknya sehingga mampu menembus pasar global,” imbuhnya.
Pada kesempatan berbeda, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan selama ini industri manufaktur memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional.
“Hal ini sekaligus menandakan bahwa produk manufaktur nasional telah berkualitas sehingga mampu kompetitif dan diterima di kancah internasional,” tandasnya.
Kemenperin mencatat sepanjang Januari-Juni 2019, pengapalan produk manufaktur nasional mampu menembus hingga 60,14 miliar dolar AS.
Nilai ini berkontribusi sebesar 74,88 persen dari capaian ekspor nasional yang menyentuh angka 80,32 miliar dolar AS di semester pertama tahun ini.
“Jadi, produk manufaktur masih mendominasi ekspor kita,” tutur Airlangga.
Adapun tiga sektor terbesar dalam menyokong nilai ekspor nasional pada semester I-2019, yaitu industri makanan sebesar 12,36 miliar dolar AS, kemudian industri logam dasar 8,14 miliar dolar AS, serta disusul industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia 6,37 miliar dolar AS.
Baca juga: Kemenperin dorong produk industri furnitur diekspor ke AS
Baca juga: Perdagangan industri furnitur dan kerajinan surplus
Baca juga: Ekspor furnitur tembus 1,69 miliar dolar AS
“Dalam mendorong para pelaku IKM dapat mengakses pasar global, di tahun 2018, kami menjalin kerja sama dengan PT Anugerah Tangkas Transportindo sebagai Alibaba Authorized Partner di Indonesia, untuk memfasilitasi pelaku IKM,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih lewat keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu.
Melalui perjanjian kerja sama tersebut, sebanyak 10 pelaku IKM nasional difasilitasi menjadi Gold Member dalam marketplace Alibaba.com.
Para pelaku IKM mendapatkan pelatihan, antara lain mengenai cara menghadapi calon pembeli dari luar negeri, serta trik-trik untuk mengoptimalkan hasil pencairan produk mereka di dalam situs e-commerceAlibaba.com.
“Pada bulan Agustus 2019 ini, program tersebut telah menunjukkan hasilnya, dengan telah diterimanya pesanan perdana dari Amerika Serikat senilai lebih dari 20.000 dolar AS untuk salah satu pelaku IKM yang mengikuti kegiatan tersebut, yakni UD Surya Abadi Furniture yang berasal dari Sukoharjo, Jawa Tengah,” ungkap Gati.
Menurut Gati, pihaknya juga telah menjalankan beberapa program strategis lainnya untuk mendongkrak produktivitas dan daya saing pelaku IKM nasional, di antaranya melalui kegiatan revitalisasi sentra IKM, pengembangan produk IKM, serta restrukturisasi mesin dan peralatan.
“Melalui kegiatan-kegiatan ini, diharapkan produktivitas, kualitas, dan daya saing produk-produk pelaku IKM meningkat, bahkan bisa menembus dan memperluas akses ke pasar ekspor,” tegasnya.
Mengenai keberhasilan perusahaannya dalam mendapatkan pembeli baru dari AS tersebut, Rining Nurfarida selaku pemilik menyampaikan kegembiraannya, karena produknya bisa diterima oleh konsumen luar negeri.
“Kami sangat senang dapat diikutkan dalam program fasilitasi pelaku IKM di dalam e-commerce global ini. Selain itu, menunjukkan pula bahwa produk kami cukup kompetitif di pasar ekspor,” ujarnya.
Rining menambahkan program yang difasilitasi Kemenperin tersebut telah terbukti keberhasilannya bagi pelaku IKM dalam mendapatkan calon pembeli potensial baru.
“Semoga dengan keberhasilan kami ini dapat menginspirasi pelaku IKM lainnya untuk terus belajar dan berusaha untuk meningkatkan kualitas produknya sehingga mampu menembus pasar global,” imbuhnya.
Pada kesempatan berbeda, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan selama ini industri manufaktur memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional.
“Hal ini sekaligus menandakan bahwa produk manufaktur nasional telah berkualitas sehingga mampu kompetitif dan diterima di kancah internasional,” tandasnya.
Kemenperin mencatat sepanjang Januari-Juni 2019, pengapalan produk manufaktur nasional mampu menembus hingga 60,14 miliar dolar AS.
Nilai ini berkontribusi sebesar 74,88 persen dari capaian ekspor nasional yang menyentuh angka 80,32 miliar dolar AS di semester pertama tahun ini.
“Jadi, produk manufaktur masih mendominasi ekspor kita,” tutur Airlangga.
Adapun tiga sektor terbesar dalam menyokong nilai ekspor nasional pada semester I-2019, yaitu industri makanan sebesar 12,36 miliar dolar AS, kemudian industri logam dasar 8,14 miliar dolar AS, serta disusul industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia 6,37 miliar dolar AS.
Baca juga: Kemenperin dorong produk industri furnitur diekspor ke AS
Baca juga: Perdagangan industri furnitur dan kerajinan surplus
Baca juga: Ekspor furnitur tembus 1,69 miliar dolar AS
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: