Jakarta (ANTARA) - Mantan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mendorong pemerintah untuk mengembangkan teknologi pertanian secara besar-besaran di Indonesia, guna meningkatkan produktivitas petani, sekaligus memberikan nilai tambah bagi hasil panen petani.

"Pemerintah Presiden Jokowi pada periode pertama telah melakukan percepatan pembangunan infrastruktur. Kemudian, pada periode kedua akan melakukan pembangunan sumber daya manusia," kata Syahrul Yasin Limpo melalui siaran pers di Jakarta, Jumat.

Syahrul Yasin Limpo mengatakan dari sekitar 255 juta penduduk Indonesia, sebagian besar berprofesi sebagai petani dan nelayan. Karena itu, kata dia, jika pemerintah mengembangkan teknologi pertanian secara besar-besaran dapat membuka banyak lapangan kerja, sekaligus meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.

Syahrul mengingatkan Indonesia tidak perlu khawatir untuk mengadopsi teknologi pertanian dari negara lain, karena tidak akan mengurangi kebutuhan lapangan kerja.

"Dari pengalaman kami di Sulawesi Selatan, modernisasi pertanian justru berbanding lurus dengan penciptaan lapangan kerja baru, karena mesin-mesin pertanian harus dioperasikan oleh orang-orang terlatih," katanya.

Mantan Bupati Gowa itu mengakui ada perbedaan adopsi teknologi pertanian di negara-negara maju dan di negara-negara berkembang seperti Indonesia.

"Di negara maju teknologi pertanian diadopsi karena hanya sedikit orang yang mau bekerja di sektor hulu pertanian, sedangkan di negara berkembang adopsi teknologi pertanian untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian, efisiensi, dan penciptaan lapangan kerja baru," katanya.

Syahrul Yasin Limpo juga mengegaskan pengembangan teknologi pertanian dapat meningkatkan nilai tambah penghasilan bagi petani, pelaku UKM bidang pertanian, dan sektor terkait lainnya, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan.

"Semakin banyak mengadopsi teknologi dan melatih orang-orang mengoperasikan mesin pertanian, maka pendapatan masyarakat ikut meningkat. Inilah salah satu hal juga yang kami patut syukuri di Sulawesi Selatan," ujarnya.