Jakarta (ANTARA) - Perlakuan manusia kepada hewan kurban bisa memengaruhi cita rasa daging yang dihasilkan sesudah dipotong, kata Ketua Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (Pergizi) Profesor Hardinsyah.

"Bagaimana tata cara pemotongan, pertama prinsip tata cara Islam dengan tidak membuat makhluk itu stres sebelum dipotong. Karena kalau stres membuat cita rasa daging nggak baik," kata dia di Jakarta, Jumat.

Hardinsyah yang merupakan Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia IPB itu menyebutkan hewan kurban harus diperlakukan secara layak dengan diberikan makan, minum, dan tempat berteduh agar tidak kepanasan serta tidak kehujanan.

Saat pemotongan, kata dia, juga harus diperlakukan dengan baik walaupun harus dijatuhkan atau diikat hingga jatuh sebelum disembelih.

"Saat akan dipotong, entah sistemnya dijatuhkan, diikat hingga jatuh, itu dilakukan secara bijak, tidak diperlakukan kasar," kata dia.

Untuk menjaga tingkat stres, kata dia, pemotongan hewan kurban juga harus di tempat yang tertutup, tidak dikerumuni, dan tidak dilihat hewan kurban lainnya.

Selain itu, ucap dia, kesehatan hewan kurban juga berpengaruh terhadap keamanan daging kurban yang tentunya juga memengaruhi cita rasa.

Ia mengatakan bahwa keamanan dan kesehatan pangan hewan kurban harus dimulai dari pemilihan kambing, sapi, kerbau, atau unta yang sehat.

Faktor lain yang penting untuk diperhatikan ialah kebersihan saat pemotongan, mulai dari peralatan, petugas yang memotong, hingga lingkungan tempat memotong.

Menurut dia, hal yang harus diperhatikan adalah sistem pemotongan bagian hewan kurban dengan cara digantung agar terhindar kontak dengan lantai maupun tanah.

"Alas yang digunakan untuk memotong daging kurban menjadi lebih kecil juga harus digunakan yang bersih," ujar dia.

Baca juga: Pakar: Kebersihan pemotongan hewan kurban untuk mencegah bakteri
Baca juga: 10.394 hewan kurban di Jakut diperiksa kesehatan dan kelayakannya
Baca juga: 200 petugas diterjunkan pantau penyembelihan hewan kurban