Abdullah Azwar Anas ungkap peran Megawati dalam pertumbuhan Banyuwangi
9 Agustus 2019 16:04 WIB
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (tengah) dalam diskusi bertajuk "Kepala Daerah Bongkar Rahasia PDIP Menang Dalam Pilkada", yang diselenggarakan PDIP disela Kongres V PDIP, di Bali, Jumat. (Rangga Pandu Asmara Jingga)
Denpasar (ANTARA) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengungkapkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri turut berperan dalam kesuksesannya memacu pertumbuhan dan perbaikan Banyuwangi, Jawa Timur.
"Jadi Ibu Mega tidak meminta apa-apa, beliau hanya menitipkan pesan kepada saya, tolong kemiskinan (di Banyuwangi) diatasi," kata Abdullah Azwar Anas dalam diskusi bertajuk "Kepala Daerah Bongkar Rahasia PDIP Menang Dalam Pilkada", yang diselenggarakan PDIP disela Kongres V PDIP, di Bali, Jumat.
Anas mengatakan Megawati berpesan agar dirinya membela orang miskin dan memberikan kebijakan yang menyejahterakan rakyat.
Atas pesan Megawati itu dirinya kemudian bergerak membenahi Banyuwangi.
"Saya melihat ada dua sektor yang bisa dikembangkan di Banyuwangi, yaitu industri dan pariwisata. Kami akhirnya memilih pariwisata, karena dapat lebih cepat memberikan trickle down effect," kata dia.
Dia memandang sektor industri cenderung lambat memberikan efek ekonomi yang menetes ke bawah.
Pengembangan sektor pariwisata dilakukan Anas dengan konsistensi dan ketegasan. Dirinya melarang pendirian sejumlah bangunan yang dinilai tidak sejalan dengan program kebijakan pemerintah.
Misalnya, Anas melarang berdirinya hotel melati di Banyuwangi dan mendorong pertumbuhan homestay serta hotel menengah ke atas di sana. Hotel yang berdiri diwajibkan memasukkan ornamen kebudayaan lokal, sebagai syarat memeroleh izin mendirikan bangunan.
Selain itu dia secara tegas melarang berdirinya pasar modern berupa minimarket di wilayahnya, sehingga ekonomi rakyat dapat tumbuh pesat.
Anas juga melarang adanya bangunan berdiri di sekitar bandara, agar sawah di sekitar bandara tidak tergusur.
Anas juga mengaku sempat mendapat kritik dari DPRD atas kebijakannya memperluas jaringan wifi hingga 1.400 titik. Kala itu dia dituding hanya melakukan pencitraan.
Namun setelah berjalan, wifi itu terbukti membuat wisatawan nyaman dan pariwisata berkembang.
Dia mengungkapkan kesuksesan itu tidak dapat terealisasi tanpa adanya dukungan rakyat. Oleh karena itu strategi utamanya dalam membangun Banyuwangi adalah dengan berupaya menggerakkan rakyat.
"Apapun program pemimpin, kalau tidak didukung rakyat, maka akan menjadi problem. Tentu pada tahun-tahun pertama, rakyat ragu, curiga jika ada kebijakan pemimpin baru," kata dia.
"Jadi Ibu Mega tidak meminta apa-apa, beliau hanya menitipkan pesan kepada saya, tolong kemiskinan (di Banyuwangi) diatasi," kata Abdullah Azwar Anas dalam diskusi bertajuk "Kepala Daerah Bongkar Rahasia PDIP Menang Dalam Pilkada", yang diselenggarakan PDIP disela Kongres V PDIP, di Bali, Jumat.
Anas mengatakan Megawati berpesan agar dirinya membela orang miskin dan memberikan kebijakan yang menyejahterakan rakyat.
Atas pesan Megawati itu dirinya kemudian bergerak membenahi Banyuwangi.
"Saya melihat ada dua sektor yang bisa dikembangkan di Banyuwangi, yaitu industri dan pariwisata. Kami akhirnya memilih pariwisata, karena dapat lebih cepat memberikan trickle down effect," kata dia.
Dia memandang sektor industri cenderung lambat memberikan efek ekonomi yang menetes ke bawah.
Pengembangan sektor pariwisata dilakukan Anas dengan konsistensi dan ketegasan. Dirinya melarang pendirian sejumlah bangunan yang dinilai tidak sejalan dengan program kebijakan pemerintah.
Misalnya, Anas melarang berdirinya hotel melati di Banyuwangi dan mendorong pertumbuhan homestay serta hotel menengah ke atas di sana. Hotel yang berdiri diwajibkan memasukkan ornamen kebudayaan lokal, sebagai syarat memeroleh izin mendirikan bangunan.
Selain itu dia secara tegas melarang berdirinya pasar modern berupa minimarket di wilayahnya, sehingga ekonomi rakyat dapat tumbuh pesat.
Anas juga melarang adanya bangunan berdiri di sekitar bandara, agar sawah di sekitar bandara tidak tergusur.
Anas juga mengaku sempat mendapat kritik dari DPRD atas kebijakannya memperluas jaringan wifi hingga 1.400 titik. Kala itu dia dituding hanya melakukan pencitraan.
Namun setelah berjalan, wifi itu terbukti membuat wisatawan nyaman dan pariwisata berkembang.
Dia mengungkapkan kesuksesan itu tidak dapat terealisasi tanpa adanya dukungan rakyat. Oleh karena itu strategi utamanya dalam membangun Banyuwangi adalah dengan berupaya menggerakkan rakyat.
"Apapun program pemimpin, kalau tidak didukung rakyat, maka akan menjadi problem. Tentu pada tahun-tahun pertama, rakyat ragu, curiga jika ada kebijakan pemimpin baru," kata dia.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019
Tags: