Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian menggelar Bandung Riset Expo 2019 (Bandrex) 2019 sebagai sarana diseminasi informasi atas hasil penelitian, pengembangan dan rekayasa (litbangyasa) yang telah dilakukan balai-balai Kemenperin yang diharapkan menghasilkan iide serta inovasi konstruktif untuk meningkatkan daya saing industri nasional.

“Selain itu dapat memperkuat jalinan kerja sama yang baik di antara institusi litbang dan para pemangku kepentingan lainnya, serta terhadap masyarakat,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kemenperin Ngakan Timur Antara lewat keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

Ngakan menyebutkan, ada lima unit BPPI di Bandung yang telah lama berkiprah dalam menciptakan inovasi dan riset yang dibutuhkan industri dan memberikan layanan teknis kepada masyarakat, yaitu Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T), Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM), Balai Besar Tekstil (BBT), Balai Besar Keramik (BBK), serta Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK).

“Beberapa balai-balai tersebut bahkan telah hadir semenjak zaman Hindia Belanda. Banyak inovasi litbangyasa yang telah dihasilkan oleh balai-balai tersebut,” ungkapnya.

Adapun inovasi-inovasi yang telah dihasilkan, antara lain litbangyasa pengembangan Baterai dan Blok Rem Kereta Api oleh B4T, kemudian pembuatan ATBM Dobby, Geotextile, dan serat tekstil berbasis sabut kelapa oleh BBT, serta menciptakan tapak roda (tracklink) model single dan double pin untuk kendaraan tempur tank yang telah dipatenkan oleh BBLM.

Selanjutnya, pembuatan filter keramik, rompi anti peluru, gigi buatan, bone ash, elektrolit padat oleh BBK, serta produk kertas karton dari tandan kosong sawit, kertas kemas baja, daur ulang kemasan aseptik, dan produk serat bambu oleh BBPK.

“Pada acara Bandrex 2019, kami juga meluncurkan buku sejarah masing masing balai besar di Bandung (B4T, BBLM, BBT, BBK dan BBPK) sebagai salah satu media rekam jejak yang dapat menjadi acuan bagi semua pihak, terutama terkait sejarah dan kiprah balai besar,” paparnya.

Mengenai peluncuran buku sejarah balai besar industri di Bandung, Ngakan berharap, balai besar milik Kemenperin dapat dikenal sebagai institusi yang ikut berjuang membangun bangsa dan menjadikan kehidupan menjadi lebih baik, selain sebagai rujukan bagi penelitian dan pengembangan di sektor industri.

“Hendaknya, buku sejarah tersebut juga dapat menjadi pengingat yang dapat menggelorakan semangat untuk terus berkarya dalam menghasilkan karya yang inovatif dan terdepan dan dalam memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat, terutama di bidang industri dalam rangka menyongsong era industri 4.0,” imbuhnya.

Di sela kegiatan Bandrex 2019, Kepala BPPI menyaksikan penandatanganan lima Nota Kesepahaman antara balai besar dengan perusahaan industri terkait dalam rangka kerja sama litbangsaya.

Pertama, kerja sama antara Suzuki Indomobil Motor Suplier Club dengan B4T, BBPK, BBLM dan BBT. Kedua, PT Quatra Inti Karya dengan BBLM, terkait kerja sama litbang mesin pengolahan garam.

Ketiga, kerja sama CV Geochem Bioindustri Mandiri dengan BBLM mengenai litbang energi baru terbarukan.

Keempat, PT Bina Bangun Wibawa Mukti dengan BBLM, merupakan kerja sama dalam rangka litbangyasa reverse engineering peralatan dan komponen kilang LPG. Kelima, PT Trigunapratama Abadi dengan BBPK, yakni kerja sama litbang dalam peningkatan SDM serta pengelolaan lingkungan.

Baca juga: Kemenperin ciptakan alat uji suhu pengerutan kulit penyamakan
Baca juga: Badan litbang Kemenperin kembangkan teknik pewarnaan kain
Baca juga: Kemenperin tingkatkan kapasitas laboratorium bahan kimia berbahaya