Tiga perusahaan sepakati perjanjian usaha patungan tol Semarang-Demak
9 Agustus 2019 13:48 WIB
Tiga perusahaan PT Perusahaan Perumahan, PT Wijaya Karya dan PT Misi Mulia Metrical melakukan penandatanganan hasil kesepakatan Perjanjian Usaha Patungan proyek jalan tol Semarang-Demak (08/08/19). (Dokumentasi PT Misi Mulia Metrical)
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak tiga perusahaan yaitu PT Perusahaan Perumahan, PT Wijaya Karya, dan PT Misi Mulia Metrical menyepakati penandatanganan hasil kesepakatan perjanjian usaha patungan proyek ruas tol Semarang-Demak dengan pembentukan perusahaan PP Semarang Demak.
Direktur Utama PT Misi Mulia Metrical, Hasnaeni, dalam rilis yang diterima di Jakarta, Jumat menyatakan, pihaknya sebagai perusahaan swasta ikut mendukung pemerintah pada sektor infastruktur khususnya jalan tol.
"Presiden Joko Widodo telah melakukan perubahan yang sangat signifikan pada sektor infrastruktur. Di mana, infastruktur khususnya jalan tol di Indonesia ketinggalan 40 tahun, dengan negara-neegara maju. Seperti Amerika Serikat, dan lain-lain," ujar Hasnaeni.
Dia menuturkan pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh Presiden Jokowi patut diapresiasi karena membawa perubahan yang sangat signifikan.
Selain itu, Hasnaeni mengungkapkan bahwa keinginan pihaknya berinvestasi di jalan tol adalah karena keyakinnan bahwa bila infrastruktur maju, ekonomi juga akan tumbuh.
"Dalam sejarah jalan tol, baru kali ini swasta dilibatkan. Ini satu yang sangat luar biasa dalam sejarah jalan tol," ucapnya.
Ketiga perusahaan telah melakukan penandatanganan hasil kesepakatan Perjanjian Usaha Patungan proyek jalan tol dengan total investasi Rp5,6 triliun dan pembentukan Perusahaan PP Semarang Demak.
Proses selanjutnya adalah penandatanganan perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) yang rencananya akan dilakukan dalam waktu dekat.
Sebagaimana diwartakan, Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan upaya investasi dan aman agar semakin banyak lagi investor yang menanamkan modalnya di berbagai proyek terutama dalam proyek pengembangan infrastruktur seperti bisnis jalan tol.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit dalam dalam 2nd Indonesia Investment Day (IID) yang digelar di Singapura, Jumat (26/7), menyatakan, masih banyak investor asing takut untuk mengambil risiko investasi berbasis proyek.
Menurut Danang, ada tiga cara investasi yang mudah dan aman untuk para investor asing dapat memulai berinvestasi di bisnis jalan tol.
"Cara yang pertama adalah investasi melalui pasar modal. Saat ini sudah banyak Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang merupakan perusahaan terbuka sehingga investor dapat dengan mudah membeli saham atau membuat kesepakatan strategis langsung dengan BUJT," papar Danang.
Cara yang kedua, lanjutnya, yaitu dengan membentuk konsorsium perusahaan dengan 33 BUJT di Indonesia. "BPJT selaku regulator dapat memfasilitasi investor yang tertarik dalam skema investasi ini. Tentu saja hal ini aman bagi investor asing, mengingat BUJT memahami betul proses bisnis jalan tol sehingga mengurangi risiko yang harus dihadapi oleh investor asing," lanjut Danang.
Sedangkan cara yang ketiga adalah untuk para investor yang berani mengambil risiko, dapat melakukan investasi langsung ke Indonesia dengan membentuk BUJT dan menjadi lead konsorsium. "Sudah ada beberapa perusahaan asing yang melakukan hal ini, biasanya adalah perusahaan yang awalnya memang bergerak di bisnis jalan tol," jelas Danang.
Baca juga: PT PP tandatangani kerja sama bangun smelter dan Tol Semarang-Demak
Baca juga: Pembangunan fisik jalan tol Semarang-Demak segera dilakukan
Direktur Utama PT Misi Mulia Metrical, Hasnaeni, dalam rilis yang diterima di Jakarta, Jumat menyatakan, pihaknya sebagai perusahaan swasta ikut mendukung pemerintah pada sektor infastruktur khususnya jalan tol.
"Presiden Joko Widodo telah melakukan perubahan yang sangat signifikan pada sektor infrastruktur. Di mana, infastruktur khususnya jalan tol di Indonesia ketinggalan 40 tahun, dengan negara-neegara maju. Seperti Amerika Serikat, dan lain-lain," ujar Hasnaeni.
Dia menuturkan pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh Presiden Jokowi patut diapresiasi karena membawa perubahan yang sangat signifikan.
Selain itu, Hasnaeni mengungkapkan bahwa keinginan pihaknya berinvestasi di jalan tol adalah karena keyakinnan bahwa bila infrastruktur maju, ekonomi juga akan tumbuh.
"Dalam sejarah jalan tol, baru kali ini swasta dilibatkan. Ini satu yang sangat luar biasa dalam sejarah jalan tol," ucapnya.
Ketiga perusahaan telah melakukan penandatanganan hasil kesepakatan Perjanjian Usaha Patungan proyek jalan tol dengan total investasi Rp5,6 triliun dan pembentukan Perusahaan PP Semarang Demak.
Proses selanjutnya adalah penandatanganan perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) yang rencananya akan dilakukan dalam waktu dekat.
Sebagaimana diwartakan, Pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan upaya investasi dan aman agar semakin banyak lagi investor yang menanamkan modalnya di berbagai proyek terutama dalam proyek pengembangan infrastruktur seperti bisnis jalan tol.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danang Parikesit dalam dalam 2nd Indonesia Investment Day (IID) yang digelar di Singapura, Jumat (26/7), menyatakan, masih banyak investor asing takut untuk mengambil risiko investasi berbasis proyek.
Menurut Danang, ada tiga cara investasi yang mudah dan aman untuk para investor asing dapat memulai berinvestasi di bisnis jalan tol.
"Cara yang pertama adalah investasi melalui pasar modal. Saat ini sudah banyak Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang merupakan perusahaan terbuka sehingga investor dapat dengan mudah membeli saham atau membuat kesepakatan strategis langsung dengan BUJT," papar Danang.
Cara yang kedua, lanjutnya, yaitu dengan membentuk konsorsium perusahaan dengan 33 BUJT di Indonesia. "BPJT selaku regulator dapat memfasilitasi investor yang tertarik dalam skema investasi ini. Tentu saja hal ini aman bagi investor asing, mengingat BUJT memahami betul proses bisnis jalan tol sehingga mengurangi risiko yang harus dihadapi oleh investor asing," lanjut Danang.
Sedangkan cara yang ketiga adalah untuk para investor yang berani mengambil risiko, dapat melakukan investasi langsung ke Indonesia dengan membentuk BUJT dan menjadi lead konsorsium. "Sudah ada beberapa perusahaan asing yang melakukan hal ini, biasanya adalah perusahaan yang awalnya memang bergerak di bisnis jalan tol," jelas Danang.
Baca juga: PT PP tandatangani kerja sama bangun smelter dan Tol Semarang-Demak
Baca juga: Pembangunan fisik jalan tol Semarang-Demak segera dilakukan
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: