Sampit (ANTARA) - Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Rimbun, meminta pemerintah daerah mengevaluasi dan penyesuaian jam masuk sekolah bersamaan terjadi kabut asap pekat di daerah setempat saat ini.

"Jam masuk sekolah harus dievaluasi karena di Kotawaringin Timur ada sekolah yang memberlakukan jam masuk pagi. Sementara kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan pada pagi hari masih sering muncul," kata Rimbun di Sampit, Jumat.

Menurutnya, dibutuhkan kebijakan khusus untuk menyikapi kabut asap yang menyelimuti wilayah Kotawaringin Timur beberapa hari terakhir. Kabut asap pekat dikhawatirkan akan berdampak pada kesehatan siswa.

Dikhawatirkan apabila sering menghirup udara bercampur asap kebakaran lahan akan mengakibatkan anak-anak terserang penyakit, seperti terkena gangguan saluran pernapasan.
Baca juga: BENCANA ASAP - Mensos: tujuh titik evakuasi disiapkan di Kalteng

"Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur melalui Dinas Pendidikan harus mengeluarkan edaran agar jam masuk sekolah untuk sementara diatur kembali menyesuaikan kondisi dan situasi di lapangan," tegasnya.

Selain jam masuk sekolah yang diatur, sekolah juga harus mengurangi kegiatan atau proses belajar mengajar di luar ruangan dan siswa juga diimbau untuk mengenakan masker.

Sementara itu, pantauan di lapangan, beberapa hari terakhir kabut asap cukup pekat menyelimuti wilayah Kota Sampit, dan beberapa daerah lainnya di Kabupaten Kotawaringin Timur. Namun pada Jumat pagi, Sampit cukup cerah dan tidak ada asap pekat seperti hari-hari sebelumnya.

Akibat kabut asap juga telah mengganggu aktivitas warga di luar ruangan. Bahkan jarak pandang pada pagi hingga sore hari di beberapa ruas jalan di daerah itu berkisar antara 500 meter hingga 800 meter.

Kebakaran hutan dan lahan di Kotawaringin Timur saat ini telah mendekati pemukiman penduduk. Tim gabungan pengendalian kebakaran hutan dan lahan dari BPBD, TNI, Polri, dinas, instansi pemerintah, swasta, relawan dan masyarakat sampai saat ini terus melakukan pemadaman.

Untuk mengefektifkan pemadaman pemerintah telah mengerahkan dua unit helikopter pengebom air. Dengan pemadaman yang dilakukan dari darat dan udara diharapkan bisa lebih cepat dan efektif memadamkan kobaran api.
Baca juga: Jarak pandang di Palangka Raya terbatas karena kabut asap
Baca juga: Kebakaran hutan dan lahan di Kalteng terus meluas