Rupiah Jumat pagi menguat jelang rilis data neraca pembayaran
9 Agustus 2019 10:50 WIB
Petugas menunjukan pecahan uang dolar Amerika Serikat dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing, di Jakarta. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta) (Antaranews.com) (Antaranews.com/)
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi, bergerak menguat menjelang rilis data neraca pembayaran.
Pada pukul 10.17 WIB, rupiah bergerak menguat 13 poin atau 0,09 persen menjadi Rp14.200 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.213 per dolar AS.
"Dalam transaksi hari Jumat rupiah akan diperdagangkan fluktuatif di level 14.175-14.240, tapi akan ditutup melemah tipis akibat dampak dari jeleknya data neraca pembayaran atau defisit transaksi berjalan," kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat.
Bank Indonesia akan merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II-2019, Jumat ini. Menurut Ibrahim, investor akan sangat mencermati data ini, terutama di pos transaksi berjalan.
BI memperkirakan defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada kuartal II-2019 lebih dalam ketimbang kuartal sebelumnya.
Ibrahim mengatakan ketika neraca transaksi berjalan defisit, apalagi semakin parah maka mata uang akan sangat tergantung kepada arus modal di pasar keuangan alias "hot money" yang bisa datang dan pergi sesuka hati.
Hal tersebut, lanjut Ibrahim, membuat nilai tukar rupiah lebih rentan berfluktuasi dan tidak stabil.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.195 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.231 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah diperkirakan terkoreksi dipengaruhi pelemahan yuan
Baca juga: Rupiah Kamis pagi melemah lima poin
Baca juga: Terkait pelemahan yuan, BI sebut risiko perang mata uang relatif kecil
Pada pukul 10.17 WIB, rupiah bergerak menguat 13 poin atau 0,09 persen menjadi Rp14.200 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.213 per dolar AS.
"Dalam transaksi hari Jumat rupiah akan diperdagangkan fluktuatif di level 14.175-14.240, tapi akan ditutup melemah tipis akibat dampak dari jeleknya data neraca pembayaran atau defisit transaksi berjalan," kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Jumat.
Bank Indonesia akan merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II-2019, Jumat ini. Menurut Ibrahim, investor akan sangat mencermati data ini, terutama di pos transaksi berjalan.
BI memperkirakan defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada kuartal II-2019 lebih dalam ketimbang kuartal sebelumnya.
Ibrahim mengatakan ketika neraca transaksi berjalan defisit, apalagi semakin parah maka mata uang akan sangat tergantung kepada arus modal di pasar keuangan alias "hot money" yang bisa datang dan pergi sesuka hati.
Hal tersebut, lanjut Ibrahim, membuat nilai tukar rupiah lebih rentan berfluktuasi dan tidak stabil.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.195 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.231 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah diperkirakan terkoreksi dipengaruhi pelemahan yuan
Baca juga: Rupiah Kamis pagi melemah lima poin
Baca juga: Terkait pelemahan yuan, BI sebut risiko perang mata uang relatif kecil
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: