Gubernur minta Dinas Pertanian Kalbar copot penyuluh malas
9 Agustus 2019 10:42 WIB
Gubernur Kalbar menyampaikan sambutan pada kegiatan pertemuan koordinasi Upsus di Pontianak, Jumat (8/8/2019). (Rendra Oxtora)
Pontianak (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Barat Sutaridji meminta kepada Dinas Pertanian dan Holtikultura Kalimantan Barat untuk mencopot penyuluh yang tidak bisa kerja, terlebih jarang turun ke lapangan memberikan penyuluhan kepada petani.
"Kalau kerjanya ogah-ogahan, copot saja. Masih banyak yang mau bekerja, tapi kalau ada yang sudah ada kerjaan malah malas-malasan, maka pangkas saja. Kita harus berani mengambil langkah untuk kemajuan daerah," kata Sutarmidji saat menghadiri pertemuan koordinasi Upsus di Pontianak, Jumat.
Dirinya mengharapkan agar ada bukti kinerja yang bisa diwujudkan oleh para penyuluh. Salah satu tolak ukurnya adalah bertambahnya luas tambah tanam, dan meningkatkan hasil panen masyarakat.
"Kinerja yang harus terukur, sehingga pada setiap pertemuan kita bisa melakukan evaluasi dengan data konkrit. Makanya Dinas Pertanian diharapkan selalu mengumpulkan pihak terkait, khususnya para penyuluh untuk bisa berkoordinasi dalam memberikan informasi dan penyuluhan yang berkualitas kepada masyarakat petani," katanya.
Menurutnya, dengan SDA yang melimpah di Kalbar, daerah ini mampu menjadi lumbung pangan bagi Kalimantan. Untuk itu, diperlukan SDM yang andal untuk memaksimalkan potensi SDA tersebut.
Pada kesempatan itu, mantan Wali Kota Pontianak dua periode ini menambahkan, selama ini selalu diributkan masuknya tenaga kerja asing di Indonesia.
"Masalahnya kita sendiri tidak menyiapkan tenaga terampil yang diperlukan investor dan kita sendiri tidak mau meningkatkan SDM kita, jadi bagaimana mau bersaing dengan tenaga kerja dari luar. Kalau kita selalu berpuas diri dengan kemampuan kita, harus terus di update," kata Sutarmidji.
Dia juga mencontohkan, untuk meningkatkan SDM di Kalbar perlu didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Sayangnya, BLKI
yang ada di Kalbar kondisinya saat ini sangat tidak memadai, sehingga dirinya berkomitmen untuk meningkatkan sarana dan prasarana yang ada disana, agar bisa menghasilkan SDM yang baik.
"Contoh lain lagi, kita punya sekolah pertanian, muridnya 400 lebih tapi tidak pernah praktek pertanian. Lahan yang ada ditumbuhi rumput dan ilalang, bagaimana kita bisa maju kalau seperti itu," katanya.
Untuk itu, dirinya mengharapkan semua pihak yang ada bisa bersinergi dalam memaksimalkan semua potensi yang ada, agar pembangunan SDA dan SDM yang ada di Kalbar bisa dibangun bersama.
"Satu lagi, saya akan tetap bangun sekolah unggulan untuk meningkatkan daya saing. Walau kementerian pendidikan tidak lagi membicarakan soal sekolah unggulan dan sekolah favorit, tapi kita akan buat sekolah unggulan disetiap kabupaten/kota, agar ada daya saing dan kemauan untuk meningkatkan kualitas SDM anak-anak," kata Sutarmidji.*
"Kalau kerjanya ogah-ogahan, copot saja. Masih banyak yang mau bekerja, tapi kalau ada yang sudah ada kerjaan malah malas-malasan, maka pangkas saja. Kita harus berani mengambil langkah untuk kemajuan daerah," kata Sutarmidji saat menghadiri pertemuan koordinasi Upsus di Pontianak, Jumat.
Dirinya mengharapkan agar ada bukti kinerja yang bisa diwujudkan oleh para penyuluh. Salah satu tolak ukurnya adalah bertambahnya luas tambah tanam, dan meningkatkan hasil panen masyarakat.
"Kinerja yang harus terukur, sehingga pada setiap pertemuan kita bisa melakukan evaluasi dengan data konkrit. Makanya Dinas Pertanian diharapkan selalu mengumpulkan pihak terkait, khususnya para penyuluh untuk bisa berkoordinasi dalam memberikan informasi dan penyuluhan yang berkualitas kepada masyarakat petani," katanya.
Menurutnya, dengan SDA yang melimpah di Kalbar, daerah ini mampu menjadi lumbung pangan bagi Kalimantan. Untuk itu, diperlukan SDM yang andal untuk memaksimalkan potensi SDA tersebut.
Pada kesempatan itu, mantan Wali Kota Pontianak dua periode ini menambahkan, selama ini selalu diributkan masuknya tenaga kerja asing di Indonesia.
"Masalahnya kita sendiri tidak menyiapkan tenaga terampil yang diperlukan investor dan kita sendiri tidak mau meningkatkan SDM kita, jadi bagaimana mau bersaing dengan tenaga kerja dari luar. Kalau kita selalu berpuas diri dengan kemampuan kita, harus terus di update," kata Sutarmidji.
Dia juga mencontohkan, untuk meningkatkan SDM di Kalbar perlu didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Sayangnya, BLKI
yang ada di Kalbar kondisinya saat ini sangat tidak memadai, sehingga dirinya berkomitmen untuk meningkatkan sarana dan prasarana yang ada disana, agar bisa menghasilkan SDM yang baik.
"Contoh lain lagi, kita punya sekolah pertanian, muridnya 400 lebih tapi tidak pernah praktek pertanian. Lahan yang ada ditumbuhi rumput dan ilalang, bagaimana kita bisa maju kalau seperti itu," katanya.
Untuk itu, dirinya mengharapkan semua pihak yang ada bisa bersinergi dalam memaksimalkan semua potensi yang ada, agar pembangunan SDA dan SDM yang ada di Kalbar bisa dibangun bersama.
"Satu lagi, saya akan tetap bangun sekolah unggulan untuk meningkatkan daya saing. Walau kementerian pendidikan tidak lagi membicarakan soal sekolah unggulan dan sekolah favorit, tapi kita akan buat sekolah unggulan disetiap kabupaten/kota, agar ada daya saing dan kemauan untuk meningkatkan kualitas SDM anak-anak," kata Sutarmidji.*
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019
Tags: