Medi Bastomi berjalan mundur dari Tulungagung ke Jakarta ketemu Jokowi
8 Agustus 2019 20:37 WIB
Medi Bastomi, pria asal Tulungagung, Jawa Timur yang melakukan aksi jalan mundur dari kampung halamannya menuju ke Jakarta. Medi Bastomi berharap bisa bertemu Presiden Jokowi sebelum upacara bendera 17 Agustus 2019. (ANTARA/Kutnadi)
Batang (ANTARA) - Medi Bastomi (34), pria asal Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur melakukan aksi jalan mundur menuju Jakarta berkeinginan dapat bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Medi Bastomi saat beristirahat di sebuah warung makan, di Batang, Kamis, mengatakan bahwa aksi yang dilakukan dirinya dimulai Kamis (18/7) sore dari Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Tulungagung, dan pada Kamis ini baru sampai di wilayah Kabupaten Batang.
"Saya berharap sebelum upacara bendera 17 Agustus sudah sampai di Istana Negara Jakarta untuk bisa bertemu dengan Presiden Jokowi," katanya pula.
Dirinya berkeinginan bisa bertemu Presiden Jokowi untuk meminta sebatang bibit pohon yang nantinya akan ditanam di kawasan kaki Gunung Wilis, Tulungagung.
"Terserah, mau dikasih pohon apa dari Pak Presiden Jokowi akan saya terima. Yang penting pohon itu bisa tumbuh besar," katanya lagi.
Baca juga: Senangnya Ibu Dedeh bisa ketemu dan bersalaman dengan Jokowi
Bapak dari empat anak ini mengaku dirinya setiap hari menempuh jarak sekitar 30 kilometer per hari dengan berjalan mundur.
Saat dirinya merasa lelah, mengaku beristirahat di musala maupun masjid. Demikian juga jika hari sudah mulai malam, dirinya memilih memejamkan matanya atau tidur di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), musala maupun masjid.
Baca juga: Ibramsyah tak pernah bermimpi ketemu Presiden
Aksi yang melatarbelakangi Medi Bastomi karena dirinya merasa prihatin terhadap kondisi hutan di kaki Gunung Wilis yang semakin tandus akibat pembalakan liar.
"Oleh karena, saya berharap bisa bertemu Pak Presiden Jokowi untuk minta sebatang pohon ditanam di kampung halaman sebagai langkah reboisasi," katanya pula.
Medi Bastomi saat beristirahat di sebuah warung makan, di Batang, Kamis, mengatakan bahwa aksi yang dilakukan dirinya dimulai Kamis (18/7) sore dari Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Tulungagung, dan pada Kamis ini baru sampai di wilayah Kabupaten Batang.
"Saya berharap sebelum upacara bendera 17 Agustus sudah sampai di Istana Negara Jakarta untuk bisa bertemu dengan Presiden Jokowi," katanya pula.
Dirinya berkeinginan bisa bertemu Presiden Jokowi untuk meminta sebatang bibit pohon yang nantinya akan ditanam di kawasan kaki Gunung Wilis, Tulungagung.
"Terserah, mau dikasih pohon apa dari Pak Presiden Jokowi akan saya terima. Yang penting pohon itu bisa tumbuh besar," katanya lagi.
Baca juga: Senangnya Ibu Dedeh bisa ketemu dan bersalaman dengan Jokowi
Bapak dari empat anak ini mengaku dirinya setiap hari menempuh jarak sekitar 30 kilometer per hari dengan berjalan mundur.
Saat dirinya merasa lelah, mengaku beristirahat di musala maupun masjid. Demikian juga jika hari sudah mulai malam, dirinya memilih memejamkan matanya atau tidur di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), musala maupun masjid.
Baca juga: Ibramsyah tak pernah bermimpi ketemu Presiden
Aksi yang melatarbelakangi Medi Bastomi karena dirinya merasa prihatin terhadap kondisi hutan di kaki Gunung Wilis yang semakin tandus akibat pembalakan liar.
"Oleh karena, saya berharap bisa bertemu Pak Presiden Jokowi untuk minta sebatang pohon ditanam di kampung halaman sebagai langkah reboisasi," katanya pula.
Pewarta: Kutnadi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019
Tags: