Dubai (ANTARA News) - Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert, telah memberitahu Turki bahwa Israel berkeinginan mengembalikan Dataran Tinggi Golan kepada Suriah, sebagai pertukaran bagi perdamaian dengan negara Arab itu, seorang menteri Suriah mengatakan Rabu. "Olmert bersedia berdamai dengan Suriah atas dasar syarat-syarat internasional, atas dasar pengembalian sepenuhnya Dataran Tinggi Golan kepada Suriah," ujar Menteri Ekspatriat Buthaina Shaaban kepada stasiun televisi Al Jazeera dalam wawancara langsung. Sikap Israel itu diteruskan kepada Presiden Bashar as-Assad oleh Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan, yang dikatakannya akan mengunjungi Damaskus, Sabtu. Damaskus akan meminta rincian tentang pesan Israel itu dari Erdogan, kata Shaaban, dengan menambahkan bahwa negerinya tak mempunyai maksud mengadakan pembicaraan rahasia dengan negara Yahudi itu. "Israel bicara banyak tentang perdamaian," ujarnya, seperti dilaporkan Reuters. "Sikap Damaskus adalah bahwa Suriah selalu berdamai yang menjamin kembalinya hak-hak penuh...kami telah merundingkan selama 10 tahun bagi pengembalian Golan." Sebuah sumber yang dekat dengan Erdogan membantah perdana menteri Turki itu telah menyampaikan sebuah pesan kepada Assad. Mengomentari laporan-laporan pada Rabu, juru bicara Olmert Mark Regev menjelaskan, "Saya tak punya apa-apa untuk menambahkan melebihi apa yang perdana menteri katakan pada Jumat dalam wawancara dengan pers Israel tentang hasratnya bagi perdamaian dengan Suriah. Olmert mengatakan kepada harian Yedioth Ahronoth pekan lalu dalam menjawab sebuah pertanyaan tentang penarikan dari Golan, ia bekerja untuk mencapai "langkah signifikan" bagi perdamaian dengan Suriah. Pembicaraan Suriah-Israel menemui kegagalan pada 2000 karena soal ruang lingkup penarikan Israel dari Dataran Tinggi Golan yang diduduki sejak 1967. Israel mencaplok Golan pada 1981 dalam suatu langkah yang dikecam oleh masyarakat internasional. (*)