Palembang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan bersama personel gabungan Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan menyatakan siaga akan diberlakukan hingga Oktober 2019.

"Untuk memaksimalkan pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada musim kemarau tahun 2019 ini dilakukan penambahan 1.500 petugas dari BPBD kabupaten/kota dan TNI/Polri," kata Kepala BPBD Sumsel, Iriansyah di Palembang, Kamis.

Dia menjelaskan, pada tahun sebelumnya pihaknya menyiagakan sebanyak 7.649 petugas untuk melakukan pengawasan dan penanggulangan kebakaran huta dan lahan.

Dengan ditambahnya ribuan tenaga baru, kata dia, diharapkan masalah kebakaran hutan dan lahan yang dapat menimbulkan bencana kabut asap yang biasa terjadi pada setiap musim kemarau bisa diatasi.

Selain menambah petugas, pihaknya juga mengaktifkan kembali sebanyak 756 posko kebakaran hutan dan lahan yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi kebakaran hutan dan lahan pada tahun lalu.

"Menghadapi musim kemarau 2019 ini ratusan posko kebakaran hutan dan lahan diaktifkan kembali karena dinilai cukup efektif mencegah dan mengatasi karhutla pada kemarau tahun lalu," ujarnya.

Posko yang tersebar di sejumlah daerah rawan karhutla didukung personel gabungan dari BPBD, TNI/Polri, instansi pemerintah dan swasta.

Posko tersebut yakni masing-masing satu posko bersama provinsi, posko Korem, posko Polda, posko Lanud, 18 posko lapangan bersama.

Sembilan posko di kabupaten/daerah rawan kebakaran hutan dan lahan seperti di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin, Ogan Ilir, Muaraenim, Pali, Musirawas, Musirawas Utara, dan Kabupaten Ogan Komering Ulu.

Kemudian 167 posko lapangan dari perusahaan perkebunan, 185 posko lapangan dari perusahaan HTI, 50 posko Manggala Agni, 65 posko KTPA Dinas Perkebunan, 120 posko MPA Perusahaan HTI, dan 135 posko KTPA perusahaan perkebunan.

Untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang dapat menyebabkan bencana kabut asap, pihak telah melakukan melakukan pemantauan di sejumlah daerah rawan kebakaran sejak Maret 2019.

Pemantauan kawasan hutan dan lahan pada sejumlah daerah yang tergolong rawan terbakar pada setiap musim kemarau dilakukan dengan melakukan kegiatan patroli darat dan udara dengan menurunkan tiga helikopter yang memiliki kemampuan pengebomam air (water bombing), demikian Iriansyah.

Baca juga: BPPT: Kemenko PMK rekomendasikan TMC karhutla Sumsel dan Kalsel

Baca juga: Jajaran Korem Gapo lakukan patroli karhutla

Baca juga: Walhi Sumsel pantau tiga kabupaten rawan Karhutla