Jakarta (ANTARA News) - Lembaga survei dari Alvara Research Center menyebutkan elektabilitas pasangan nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat masih unggul dengan 38,3 persen, disusul pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan 32,6 persen.

"Sementara pasangan Agus Harimurti-Sylviana Murni elektabilitasnya hanya 20,1 persen," kata CEO Alvara, Hasanuddin Ali saat merilis hasil survei tentang elektabilitas pasangan calon kepala daerah dalam Pilkada DKI Jakarta, di Jakarta, Jumat.

Survei yang dilakukan pada 6-8 Februari 2017 ini memakai metodologi multistage random sampling dengan 811 responden yang di survei di 105 kelurahan.

Sebaran sampel sendiri dibagi dalam lima wilayah, yakni Jakarta Barat sebanyak 185, Jakarta Pusat 85, Jakarta Selatan 192, Jakarta Timur 225, dan Jakarta Utara sebanyak 124. Margin of error kurang lebih 3,4 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Responden yang disurvei mayoritas mengaku bukan anggota ormas, yakni sebanyak 60,4 persen. Sedangkan yang mengaku anggota ormas NU sebanyak 30,8 persen, Muhammadiyah 6,9 persen, dan ormas lain-lain di bawah 1 persen.

Hasanuddin mengatakan, dalam survei tersebut, 100 persen masyarakat DKI Jakarta sudah mengenal dengan baik pasangan calon sehingga dalam hal popularitas pasangan calon sudah kuat.

"Namun dalam top of mind publik sangat mengingat pasangan Ahok-Djarot, yakni sebanyak 55,4 persen. Disusul Anies-Sandi 27,5 persen, dan Agus-Sylvy 17,1 persen," katanya.

Ia menambahkan, ada beberapa kejutan dari hasil survei, terutama tentang pergeseran dan penurunan suara pada pasangan nomor urut satu (Agus-Sylvi) dan diikuti oleh kenaikan yang dialami paslon nomor urut tiga (Anies-Sandiaga).

"Terlihat ada pergeseran suara dari nomor satu ke nomor tiga sedangkan nomor urut 2, yakni pasangan Ahok-Djarot konsisten diatas," jelasnya.

Hasanuddin menambahkan, kendati pasangan Ahok-Djarot ada di posisi pertama, namun diakui terjadi sedikit penurunan elektabilitas yang disebabkan oleh polemik dengan Ketum MUI Maruf Amin.

"Penurunan ini tidak signifikan, karena justru yang terkena banyak imbas penurunan adalah pasangan nomor urut 1 (Agus-Sylvi). Ahok agak turun cuma nggak terlalu signifikan dan ternyata suara pasangan nomor urut satu di kalangan Nahdliyin juga turun. Ini menunjukkan respon yang dilakukan oleh Pak SBY yang dilakukan di medsos ternyata berpengaruh di kalangan Nahdliyin juga," jelas Hasanuddin.

(Baca: SBY minta penyadapan terhadap dirinya diusut tuntas)

Pasangan Anies-Sandiaga, justru mendapat banyak limpahan suara, salah satunya karena tidak terlalu masuk dalam pusaran konflek Ahok-Maruf selain juga karena penampilan saat debat kandidat juga sangat bagus.

"Jadi dalam analisa kami, pengaruh dari performance debat dan tidak ikut dalam merespon perselisihan antara Ahok dan Maruf Amin ternyata positif bagi pasangan Anies-Sandiaga," lanjut Hasanuddin.

(Baca juga: Ahok klarifikasi terkait proses hukum kepada Ma'ruf)

Dua Putaran

Melihat hasil survei tersebut, ada kemungkinan bahwa Pilgub DKI Jakarta akan berlangsung 2 putaran. Hasil debat pamungkas juga akan memengaruhi hasil survei.

"Pemilih Ahok dan Anies lebih solid dibandingkan pemilih Agus. Jadi kalau dilihat kemungkinan debat terakhir hanya memantapkan di kedua kubu di paslon 2 dan 3. Suaranya agak bimbang pemilih satu akan berubah," kata Hasanuddin.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017