Surabaya (ANTARA News) - Kampung Berseri Astra (KBA) telah mengubah lingkungan di Keputih Tegal Timur, Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur dari yang dahulu kawasan pembuangan akhir sampah menjadi permukiman bersih dan hijau. 

Kampung Keputih Tegal Timur beberapa tahun lalu identik dengan tumpukan sampah di berbagai sudut berdampingan dengan permukiman warga. Lahan seadanya untuk sekedar bertanam pun bahkan tak ada.

Aroma tak sedap berpadu dengan langkanya pasokan air bersih. Air sungai yang tersedia tak bisa diandalkan. Warga sekitar harus merogoh kocek dalam-dalam untuk mendapatkan air bersih. 

Lingkungan yang buruk berujung minimnya kesempatan masyarakat hidup sehat. Kondisi ini diperburuk dengan rendahnya pendapatan masyarakat. 57 persen dari mereka merupakan buruh harian. 

Semua mulai berubah ketika pada 2013 lalu Tri Priyanto, koordinator KBA Keputih bersama sejumlah rekannya bergerak mengajak warga sekitar mulai menanam bunga hingga buah-buahan menggunakan media polybag. 

Hasilnya, rambatan markisa perlahan menghiasi jalan-jalan kampung. Begitu pun dengan tanaman obat-obatan. 

"Juni 2013, perwakilan Astra datang ke kampung. Mereka menawarkan sejumlah program pada warga. Kami setuju," ujar dia kepada ANTARA News saat ditemui di Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. 

Sejumlah program yang ditawarkan antara lain water treatment plant, yakni menggunakan prinsip kerja mengolah air sungai menjadi air bersih. Terdapat program lainnya seperti penataan lingkungan melalui penanaman produktif, recycle air wudhu, bank sampah, rumah hijau dan rumah pintar. 

Rumah hijau atau tempat pembuatan kompos bisa menjadi sarana mendapatkan penghasilan bagi warga. 

Rumah pintar, dapat dimanfaatkan ibu-ibu di sana mengelola usaha kerajinan tangan, mulai dari tas hingga lainnya. 

"Program unggulannya, water treatment plant. Air sungai ditarik melalui sebuah pompa, lalu untuk mengurangi rasa bau dicampur kaporit. Alat ini bisa menghasilkan air bersih dua kubik per jamnya," tutur Tri. 

"Lalu ada rumah kompos, rumah pintar yang menjadi tempat usaha kriya, sarana bermain anak dan sentra audio visual," imbuh dia.

   



Alat pengolah sampah menjadi kompos 

Bank sampah yang dimiliki warga Kampung Keputih Tegal Timur

Sementara itu Team Leader Enviroment & Social Responsbility Division PT Astra International Tbk, Wiwik Setyowati, mengatakan pemilihan Keputih untuk sasaran program CSR Astra tak terlepas dari social mapping yang telah mereka lakukan. 

Terlebih kampung itu tergolong spesifik, berada di atas tumpukan sampah. "Dasar memasukkan Keputih menjadi KBA tidak terlepas dari program social mapping kami. Kami juga bekerjasama dengan pemerintah daerah. Terlebih ini kampung yang spesifik, di atas sampah. Kanan kiri sampah," tutur Wiwik kepada ANTARA News di lokasi yang sama. 

"Lingkungannya kami bantu bina. Dulu kesannya kumuh, banyak sampah akhirnya lingkungannya menjadi sehat. Ibu-ibu juga bisa diupayakan membantu keluarganya melalui penggiatan usaha kriya," imbuh dia. 

Usaha masyarakat berbuah manis. Di 2014 lalu, Walikota Surabaya Tri Rismaharini menganugerahkan Keputih untuk kategori Partisipasi masyarakat terbaik Green and Clean Kategori Berimbang. 

Kemudian, penghargaan untuk Pengelolaan Lingkungan Terbaik Green and Clean Kategori Maju se-Surabaya, di 2015. Lalu partisipasi masyarakat terbaik Green and Clean Kategori Berimbang di 2014 "Tahun 2016 ini kami ingin mengejar penghargaan kategori best of the best untuk Green and Clean," kata Tri yang juga menjadi koordinator KBA. 

Wiwik mengatakan akan terus memantau perkembangan kampung hingga masyarakat di sana bisa benar-benar mandiri mengelola wilayahnya. 

Dia mengklaim, melalui KBA pendapatan warga bisa meningkat hampir 100 persen. "Kami harapkan masyarakat bisa mandiri, sehingga bisa menjadi ikon provinsi. Kami akan terus pantau. Kendala mereka apa harus dikomunikasikan," kata dia.

Hingga 2015, Astra telah membina 16 KBA yang tersebar di beberapa wilayah seperti Jakarta, Kepulauan Seribu, Tangerang, Jakarta, Bandung, Balikpapan, Bekasi, Depok dan Sulawesi Barat. "Mudah-mudahan di tahun depan bisa menambah 10 KBA," kata Wiwik.


Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016