Kabul, Afghanistan (ANTARA News) - Setidaknya 61 orang tewas dan 297 lainnya terluka setelah ledakan maut pada Sabtu mengguncang ibu kota negara Afghanistan, Kabul, di tengah berlangsungnya unjuk rasa damai, kata seorang pejabat kesehatan kepada Xinhua.

Insiden terjadi pada tengah hari saat ribuan orang sedang berunjuk rasa menentang perubahan jalur listrik utama.

Ledakan juga menghancurkan jendela gedung-gedung dan rumah-rumah di sekitarnya.

Lapangan Dehmazang dijadikan para demonstran sebagai pusat kegiatan setelah mereka dilarang pasukan keamanan melakukan aksi jalan kaki menunju Pasthonistan Watt.

Pasthonistan Watt adalah persimpangan di Kabul tengah, yang berlokasi tak jauh dari Istana Kepresidenan.

Demonstrasi  kelompok "Gerakan Pencerahan", sebagian besar dari kalangan minoritas Hazaras, mulai dilangsungkan pada Sabtu pagi.

Para pemimpin protes sedang berupaya membangun tenda-tenda serta mempersiapkan para pengunjuk rasa untuk bermalam di lapangan itu sebelum ledakan terjadi.

Asal usul ledakan masih belum diketahui. Namun, sumber tidak resmi mengatakan ledakan tersebut berasal dari pengebom bunuh diri.

Laporan-laporan media mengatakan kelompok militan ISIS telah menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu.  Kelompok gerilyawan Taliban membantah terlibat dalam serangan.

Presiden Afghanistan, Mohammad Ashraf Ghani, dan Kepala Eksekutif, Abdullah Abdullah, mengutuk keras serangan.

Mereka memerintahkan pihak berwenang untuk memberikan bantuan medis terbaik kepada para korban insiden maut itu. 

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016