Jakarta (ANTARA News) - Delapan perwakilan startup sosial di Indonesia mengikuti program pembinaan Jolkona Catalyst di Seattle, Amerika Serikat.

Mereka yang terpilih adalah Marsya Anggia (Direktur Indorelawan), Taufik Hidayat (Vice CEO Pasar Tradisional Genteng), Radyum Ikono (Synergy Entrepreneur Academy), Felecia (Co-founder Marici), Ronaldiaz Hartantyo (Founder Camp on Farm) dan Neng Niawati (Co-founder Limbahagia).

Berdasarkan rilis yang diterima ANTARA News, Rabu, peserta asal Indonesia banyak mendapat pujian karena konsep bisnis yang sangat menarik dan telah teruji memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.

Misalnya, pasar tradisional genteng yang telah terbukti mensejahterakan lebih dari 350 petani miskin di desa genteng, Garut, untuk memotong rantai tengkulak.

Dalam bidang terkait, Camp on Farm yang memiliki konsep ekowisata di sawah dan perkebunan di Indonesia. Selain itu, Indorelawan yang hendak mengkampanyekan budaya relawan bagi sebanyak mungkin masyarakat Indonesia serta Nano Center Indonesia yang telah berhasil menciptakan teknologi tepat guna berbasis nanoteknologi, seperti penyediaan air bersih dengan nano membran, pengawetan ikan dengan nano bubble, dan lain sebagainya.

Limbahagia, juga memiliki konsep yang sangat unik, di mana masyarakat dapat 'menjual' sampah mereka dengan bantuan mobile application yang saat ini sudah dapat diunduh di Google Play Store. Sementara, Synergy Entrepreneur Academy merupakan kegiatan workshop bisnis yang membantu peserta untuk dapat memulai bisnis dalam 5 hari.

Jolkona Catalyst adalah sebuah program akselerator intensif dari Jolkona Foundation yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan jejaring para pengusaha sosial dalam mengembangkan bisnis dan dampak sosial.

Selama tiga minggu, para peserta dibekali dengan workshop dan mentoring dari top management venture capital, CEO start-up serta top management perusahaan-perusahaan raksasa seperti Microsoft, Expedia, Amazon dan lain sebagainya, juga akademisi dari kampus University of Washington. Para Catalyst juga mendapat kesempatan untuk berkunjung ke perusahaan berskala global yaitu BOEING, Microsoft, Bill and Melinda Gates Foundation serta Google.

"Kami beruntung dapat mengikuti kegiatan ini. Semoga kami dapat menerapkan segala ilmu yang kami dapatkan untuk membantu masyarakat Indonesia," kata CEO Adhmora Energy Hayyu Sakya, yang bergerak di bidang konservasi energi.

Felecia, co-founder Marici yang memberdayakan wanita Surabaya ini menambahkan, "Pemerintah AS sangat peduli terhadap bisnis kecil dan menengah. Surprisingly, di sini memulai bisnis hanya butuh 10 dolar (sekitar 130 ribu rupiah) dan hanya membutuhkan 1 hari." "Kami berharap agar pemerintah semakin memberi perhatian bagi pelaku-pelaku bisnis kecil dan menengah seperti anak-anak muda berbakat ini. Semoga bisnis sosial di Indonesia dapat semakin tumbuh dan berkembang," lanjutnya.

Pewarta: Monalisa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015