Jakarta (ANTARA News) - Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mencalonkan diri menjadi Anggota Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) Periode 2016-2019.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dalam "Diplomatic Reception Pencalonan Indonesia Menjadi Anggota Dewan ICAO Periode 2016-2019" di Jakarta, Jumat, menunjuk Indroyono Susilo sebagai Utusan Khusus Menteri Perhubungan untuk ICAO.

"Saya memilih Pak Indroyono akan membantu melobi supaya kita menjadi council member (anggota dewan)," katanya.

Jonan mengatakan pemilihan Mantan Menteri Koordinator Bidang Maritim tersebut karena latar belakangnya yang pernah bekerja di badan internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa.

ICAO merupakan badan di bawah naungan PBB yang fokus utama kegiatannya adalah bidang penerbangan sipil dengan 191 negara-negara anggota.

Dari seluruh negara anggota ICAO tersebut, hanya 36 negara yang diperbolehkan ikut serta dalam pertemuan komisi-komisi teknis untuk membahas regulasi baru yang akan dikeluarkan oleh ICAO.

Pemilihan keanggotaan negara-negara rersebut dilakukan melalui mekanisme pemilihan pada Sidang Umum secara "secret ballot" setiap tiga tahun sekali.

Sidang umum ICAO Assembly selanjutnya akan digelar pada bulan September 2016.

Dalam kesempatan yang sama, Indroyono mengaku optimistis bisa menjadi Anggota Dewan ICAO dengan membenahi regulasi, terutama aspek keamanan dan keselamatan hingga enam bulan ke depan saat pemilihan.

"Apabila kita menjadi Dewan Anggota ICAO, kita bisa berkontribusi dalam menentukan kebijakan penerbangan sipil internasional, sehingga permasalahan penerbangan didalam negeri bisa dihadapi sejak awal," katanya.

Menurut dia, potensi terpilihnya Indonesia menjadi Anggota Dewan ICAO cukup besar karena Indonesia mmemegang kendali terhadap empat rute regional utama dari total sembilan rute utama di dunia.

Selain itu, lanjut dia, Indonesia menduduki posisi ke-delapan dari sisi jumlah penumpang posawat udara yang diangkut selama 2011-2015 versi World Bank.

Indroyono menambahkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta menduduki posisi ke-12 sebagai bandar udara tersibuk di dunia pada 2014 versi Airport Council Internasional (ACI).

Dia juga mengatakan Indonesia memiliki 1.200 pesawat terbang dengan segala jenis dan membuka kesempatan bagi pabrik pesawat terbang, seperti Airbus untuk beroperasi.

"Dengan fakta tersebut, kok bisa-bisanya kita tidak bisa menjadi Anggota Dewan ICAO. Tadi dalam pemaparan saya, mereka kaget kenapa enggak jadi anggota ICAO. Kita memang kurang promosi," katanya.

Indroyono mengatakan untuk menjadi Anggota Dewan ICAO, harus mendapatkan dukungan setidaknya 125 dari 191 negara anggota.

Dia mengatakan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi telah mengirimkan telegram ke seluruh dunia untuk menggalang dukungan tersebut.

"Saya Utusan Khusus Menteri Perhubungan, saya siap membawa Indonesia dalam pemilihan dan kategori FAA kita harus satu," katanya. 

Pewarta: Juwita TR
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015