Jakarta (ANTARA News) - Makanan lezat kerap mengandung lemak dalam jumlah berlebihan yang akan menimbulkan risiko kesehatan di kemudian hari.

Terkadang seseorang harus berhadapan dengan pilihan sulit, antara makanan enak dan makanan sehat.

Pakar nutrisi Emilia Achmadi mengungkapkan kiat-kiat mengolah makanan berlemak agar tetap lezat namun sehat.

Pertama adalah mengganti bahan baku yang rasanya tidak jauh berbeda. "Ganti santan dengan susu, atau susu full cream diganti jadi susu rendah lemak," kata dia di Jakarta, Jumat.

Sebagai perbandingan, kadar lemak dalam segelas susu low fat 70 persen lebih rendah dibanding susu full cream.

Paha ayam beserta kulitnya pun dapat diganti dengan dada ayam tanpa kulit. Lemak yang berkurang? 71 persen.

Selain itu, tenderloin adalah pilihan tepat untuk menggantikan iga sapi bila ingin menyantap kadar lemak lebih rendah. Sebanyak 50 gram tenderloin mengandung 37 persen lemak lebih sedikit dibanding 50 gram iga sapi.

Cara memasak juga merupakan hal krusial yang menentukan kadar lemak suatu hidangan. Emilia menyarankan untuk mengurangi makanan yang digoreng dan beralih ke cara lain seperti mengukus dan merebus.

Sebuah pisang goreng memiliki lemak 12 kali lebih banyak ketimbang satu pisang biasa. Kentang goreng mengandung lemak 161 x lebih banyak dibandingkan kentang yang dipanggang dengan kulitnya. Sementara itu, lemak pada tahu goreng empat kali lebih banyak ketimbang tahu kukus. Hal yang sama berlaku pada ikan yang dipanggang dan dikukus.

Kacang pun sebaiknya direbus, bukan digoreng. Sebab, lemak pada kacang yang direbus berkurang 58 persen dibandingkan kacang goreng.

Dia menambahkan dalam sehari manusia dianjurkan makan dalam asupan yang terdiri dari 50 persen karbohidrat, 20 persen protein dan 30 persen lemak. Menurut riset, konsumsi lemak masyarakat Indonesia masih berlebihan dari anjuran ideal, yaitu 41 persen.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015