Jakarta (ANTARA News) - Sebuah studi menunjukkan bahwa aplikasi penghapus data ternyata tidak memadai untuk menghilangkan data pribadi, termasuk "foto-foto selfie yang memalukan".

Sebuah studi baru dari vendor perangkat lunak keamanan Avast mempertanyakan keefektifan opsi reset.

Avast yang dikenal dengan perangkat lunak keamanannya pada Windows, Mac dan Android, membeli 20 ponsel Android dari 80 ribu ponsel pintar bekas yang dijual di eBay.

Dari ponsel tersebut, para karyawan Avast berhasil menemukan lebih dari 40 ribu foto, termasuk 250 foto selfie pria telanjang bersama dengan 750 surat elektronik dan SMS, 250 kontak, empat identitas pengguna telepon sebelumnya, dan satu aplikasi pinjaman, seperti dikutip dari Cnet.com.

Direktur Bagian Perangkat Bergerak Avast Jude McColgan mengatakan bahwa orang-orang biasanya tidak memperhitungkan dampak menyimpan data pribadi di ponsel mereka.

"Pengguna berpikir mereka sudah melakukan pembersihan total dan pengembalian data pabrik tapi nyatanya hal tersebut hanya membersihkan ponsel Anda di tingkatan aplikasi saja," kata dia.

"Kita memiliki hubungan sangat unik dengan ponsel yang tidak pernah kita alami dengan perangkat teknologi lainnya. Dengan kata lain, kita menyamakan ponsel sebagai pintu masuk ke rumah virtual kita," kata Bronson James, seorang pengacara yang mengurus salah satu kasus yang berkaitan dengan ponsel di Mahkamah Agung.

Avast tidak membutuhkan banyak usaha untuk memulihkan data dari ponsel yang mereka diperoleh, kata McColgan.

Timnya menggunakan aplikasi foreksik digital yang tersedia untuk umum seperti FTK Imager yang merupakan program drive-imaging.

"Walau secara sekilas terlihat bahwa isi ponsel telah benar-benar dihapus, tapi kami dengan cepat dapat mengambil kembali banyak data pribadi. Dalam kebanyakan kasus, kami harus melakukan analisa tingkat rendah yang membantu kami memulihkan SMS dan pesan percakapan," kata peneliti Avast, Jaromir Horejsi dan David Fiser.

Avast dalam laporan mereka mengatakan bahwa aplikasi keamanan Android yang mereka buat memiliki kemampuan menghapus data pribadi yang lebih baik dibandingkan opsi reset bawaan yang ada di ponsel.

"Ada tantangan untuk membuat orang lebih sadar tentang keamanan jika komputer dan sebagainya ada di saku anda," katanya.

Penerjemah: Anita Permata Dewi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014