Sleman (ANTARA News) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Senin meresmikan Situs Candi Kimpulan, yang berada di komplek Perpustakaan Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Jalan Kaliurang, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik yang disaksikan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Prof Edy Suwandi dan Ketua Badan Wakaf UII Lutfi Hasan.

"Ini sebuah sejarah, di mana situs candi Hindu ditemukan di kompleks universitas yang bernafaskan Islami. Kebesaran jiwa dan toleransi antarumat beragama di Indonesia," ujar Jero Wacik.

Peresmian situs Candi Kimpulan yang ditemukan pada akhir 2008 saat pembangunan pondasi gedung perpustakaan UII Yogyakarta ini, sekaligus diikuti dengan peresmian Gedung Perpustakaan UII Yogyakarta yang diberi nama Gedung Mohammad Hatta.

Pada peresmian ini, juga hadir Mutia Hatta yang merupakan wakil dari keluarga Wakil Presiden pertama RI Muhammad Hatta, yang namanya diabadikan sebagai nama gedung perpustakaan UII Yogyakarta.

"Keluarga Bung Hatta menyampaikan rasa bahagia dan bangga, karena nama ayah kami diabadikan sebagai nama perpustakaan ini. Semoga semangat Bung Hatta dalam mencintai buku, mampu ditransformasikan melalui perpustakaan ini," katanya.

Kepala Balai Pelesatarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta Herni Pramastuti mengatakan sejauh ini Candi Kimpulan belum ada duanya di Indonesia.

"Candi Kimpulan ini tergolong candi yang unik dan baru satu-satunya di Indonesia. Setiap temuan merupakan hal yang sangat menggembirakan bagi arkeologi," ujarnya.

Ia mengatakan tingkat keunikan tersebut bisa dilihat dari konsep keagamaan serta tata ruangnya. Dari segi tata ruang, di candi UII ini terdapat satu candi perwara di depan candi induk. Padahal, umumnya di depan candi induk selalu terdapat 3 candi perwara.

"Selain itu, arca ganesha juga sangat berdekatan dengan lingga yoni dan terletak dalam satu candi induk. Ini sangat unik. Belum lagi adanya bejana atau gerabah tempayan di bawah lingga yoni yang berfungsi untuk menampung air suci," paparnya.

(U.V001/C004)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011