Cirebon (ANTARA News) - Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat dinobatkan sebagai Sultan Sepuh XIV menggantikan Sultan Sepuh XIII yang wafat 40 hari lalu dalam rangkaian acara "jumenengan" di Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, Rabu.

"Jumenengan" tersebut ditandai dengan penyematan keris Sunan Gunung Jati oleh PRA Arief Natadiningrat sendiri , melepas 14 ekor burung merpati putih, mananam pohon langka "Dewan Daru" sebanyak 14 batang dan menyunat 14 anak yatim.

Hadir dalan "jumenengan" tersebut antara lain sejumlah sultan di Nusantara, Wakil Gumbernur Jabar Dede Yusuf, Ketua DPD Irman Gusman.

PRA Arif Natadiningrat dalam pidato "jumenengan" tersebut antara lain menyebutkan, 9 Juni 2010 tepat 40 hari wafatnya Gusti Sultan Sepuh XIII.

"Berbagai laku lampah (prilaku), pemikiran, wejangan, ajaran agama, nilai-nilai luhur budaya dan tradisi yang turun temurun tidak bisa kami lupakan. Semua itu, insyallah bersemayam di hati dan pemikiran serta tercermin dalam laku lampah kami semuanya yang ditinggalkan," katanya.

Ia juga menceritakan sedikit kilas balik sejarah Keraton Kesepuhan bagian dari NKRI.

Pada tahun 1946, satu tahun setelah Kemerdekaan Republik Indonesia, Sultan Sepuh XII talah menyatakan setia, mengakui dan menghormati Pemerintah RI di hadapan Residen Cirebon.

Selanjutnya, pada tahun 1959, Gubenur Jawa Barat, mewakili pemerintah daerah dan pemerintah pusat, mengakui Kesultanan Kasepuhan Cirebon menurut adat istiadat, lembaga asli (genuine), dan tradisi yang sampai sekarang terpakai dan masih dijalankan di Kesultanan Kasepuhan Cirebon.

Tradisi dan adat istiadat asli yang sudah melembaga secara turun temurun diantaranya tentang "jumenengnya" seorang Sultan Kesepuhan.

Dikatakannya, Almarhum Sultan Sepuh XIII, Ayahanda Maulana Pakuningrat SH diberikan anugrah gelar dan harkat sebagai Pangeran Raja Adipati, sebagai calon pengganti Sultan Sepuh XII Raja Rajaningrat pada 30 Agustus 1964.

Pada tahun 1969 Sultan Sepuh XII wafat, secara otomatis PRA Maulana Pakuningrat SH menjadi Sultan Sepuh XIII.

"Hal ini juga berlaku turun temurun kepada saya. Saya diberikan anugrah dan harkat sebagai PRA calon pengganti Sulatan Sepuh XIII pada 15 September 2001 hingga wafatnya beliau pada 30 April 2010. Secara otomatis, Sultan Sepuh XIV jumeneng naik tahta," katanya.

Berdasarkan catatan sejarah, Cirebon pada abad XV masehi merupakan kerajaan Islam pertama dan terpandang di Jawa Barat, mempunyai posisi dan peran penting dalam bingkai sejarah dan peradaban dibawah kepemimpinan Yang Mulia Susuhunan Gunung Jati atau disebut Sunang Gunung Jati.

Sultan sekarang tentu berbeda dengan Sultan pada jaman Pra Kemerdekaan, baik posisi atau kedudukan maupun perannya.

"Sultan dahulu mempunyai otoritas politik dan pemerintah dengan berbagai atribut kekuasaan yang melekat padanya. Nanum, sekarang, otoritas politik dan pemerintahan sudah menjadi bagian dari sistem pemerintah Negara Repubilk Indonesia. Sultan sekarang hanya mempunyai posisi sebagai Pemangku Budaya dan Adat Istiadat serta Tradisi yang berlaku di Cirebon sebagai bagian dari budaya nasional." katanya.(*)
(Ant/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010